SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Satu kobong di Kampung Cangkore RT/RW 001/005 Desa Pasirtenjo, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, ludes terbakar, Kamis (1/8/2024) sekira pukul 06.00 WIB.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut, namun kerugian yang ditimbulkan akibat peristiwa itu, diperkirakan lebih dari Rp30 Juta. Karena, bangunan dan isinya habis dilalap si jago merah.
Pemilik Kobong, Ahmad Haetami mengatakan, pada saat kejadian kondisi kobong sedang sepi. Tiba-tiba, terlihat kepulan asap dan bangunan kobong terbakar. Dirinya kemudian, langsung meminta bantuan warga setempat.
“Tiba-tiba saja, api nge-bakar bangunan kobong. Saya langsung minta tolong kepada warga, supaya bisa memadamkan api. Untung saja enggak ada santri di dalamnya,” kata Haetami, Kamis (1/8/2024).
Dia mengaku, proses pemadaman api dilakukan secara swadaya oleh masyarakat, dengan menggunakan alat seadanya. Api yang membakar bangunan kobong itu, baru bisa dipadamkan setengah jam kemudian.
“Warga dan santri, langsung mencoba memadamkan api menggunakan ember dan alat lainnya, buat memadamkan kobaran api. Lumayan lama juga, sampai api bisa mati, tapi bangunan kobong hangus terbakar,” tambahnya.
Dia juga mengatakan, untuk sementara para santri diungsikan ke rumahnya, hingga bangunan kobong yang hangus terbakar itu dibangun kembali. Dia berharap, bisa mendapatkan bantuan dari Pemerintah Daerah untuk membangun kobongnya kembali.
“Iya, sementara para santri tinggal di rumah dulu, sampai menunggu kobongnya kembali dibangun. Mudah-mudahan saja bisa dapat bantuan, buat membangun kobong yang terbakar,” ujarnya.
Penasehat Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pandeglang, Ade Mulyana mengatakan, pada saat kejadian anggotanya langsung ke lokasi untuk membantu memadamkan api, sekaligus melakukan pendataan agar bisa diberi bantuan.
“Anggota kita langsung ke lokasi, dan ikut membantu memadamkan api yang membakar kobong. Kita padamkan menggunakan alat seadanya. Mudah-mudahan saja, dalam waktu dekat bisa segera mendapatkan bantuan,” harap Ade.
Ade menduga, kebakaran yang terjadi itu diduga akibat korsleting listrik. Percikan api itu, kemudian merambat dan membakar bangunan kobong yang terbuat dari kayu dan bambu hingga habis.
“Kronologis api berasal dari konsleting listrik, ketika itu kobong atau pesantren sedang kosong. Seketika itu pula, masyarakat berdatangan untuk membantu memadamkan api dan akhirnya api padam,” imbuhnya. (adib)
Diskusi tentang ini post