SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Krisis air bersih di beberapa wilayah Pandeglang, semakin parah. Awalnya, hanya melanda 12 kecamatan dan ribuan warga terdampak, kini lebih dari 15 kecamatan dan belasan ribu warga mulai kesulitan mendapatkan air bersih.
Diketahui sebelumnya, kekeringan melanda 12 kecamatan di Pandeglang yaitu Kecamatan Picung, Sindangresmi, Panimbang, Sobang, Patia, Sukaresmi, Cibaliung, Sumur, Cibitung, Cigeulis, Angsana, dan Kecamatan Cimanggu.
Saat ini, kekeringan mulai meluas ke Kecamatan Munjul, Cadasari, dan Kecamatan Cikeusik atau bertambah menjadi 15 kecamatan.
Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Cikeusik, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Iwan Suyawanto mengatakan, sejak beberapa minggu terakhir banyak warga di Desa Cikeusik, Kecamatan Cikeusik, kesulitan mendapatkan pasokan air bersih. Hal itu terjadi, karena kemarau mulai melanda dan menyebabkan sumber mata air mulai mengering.
“Sudah ada lima Desa di Kecamatan Cikeusik, yang mengalami kekeringan, krisis air bersih. Kekeringan paling parah ada di Desa Cikeusik, dan sampai sekarang belum pernah mendapatkan bantuan,” kata Iwan, Senin (19/8/2024).
Iwan mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan air bersih, warga harus membeli seharga Rp120 sampai Rp200 ribu untuk satu torn, dengan kapasitas 3000 liter. Air itu, hanya bisa mencukupi tiga hari kebutuhan satu rumah, dengan cara menghemat penggunaan.
“Sudah banyak yang beli air bersih, karena memang enggak ada sumber mata air. Kalau setiap hari harus membeli air bersih, tentunya kan memberatkan juga kepada masyarakat, ditambah enggak semua orang bisa membeli air bersih,” tambahnya.
Pelaksana tugas (Plt) Camat Munjul Ade Juliansyah mengatakan, ada satu Desa diwilayahnya yang terkena kekeringan dan krisis air bersih.
Hal itu, sudah disampaikan, dan sudah mengajukan permohonan bantuan air bersih kepada Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Pandeglang.
“Hanya Kampung Cibelah, Desa Munjul, yang baru konfirmasi dan sudah kita tindaklanjuti permohonan bantuan ke BPBD untuk pengiriman air bersih, dan Alhamdulillah hari ini sudah dikirim air bersih tepatnya di RT 010/ RW 005 kebutuhan air untuk 80 KK (Kepala Keluarga),” pungkasnya.
Sekretaris Camat (Sekmat) Cadasari, Eka Rahmawijaya mengakui, ada tiga Desa di wilayahnya yang mulai mengalami krisis air bersih, yaitu, Desa Koranji, Kaduela, dan Desa Tapos. Saat ini, puluhan Kepala Keluarga (KK) di Desa tersebut harus membeli air bersih.
“Ada tiga Desa, dan lebih dari 600 warga kesulitan mendapatkan air bersih. Kita layangkan permohonan, tetapi selalu diberi jawaban anggaran terbatas dan lainnya. Kami mohon agar bisa segera dikirimkan bantuan,” tuturnya. (adib)
Diskusi tentang ini post