SATELITNEWS.COM, TANGSEL–Proyek saluran air atau drainase dikeluhkan warga di Jalan Raya Pondok Aren, Kelurahan Jurang Mangu Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Pasalnya, pembangunan drainase yang rampung satu bulan lebih itu menimbulkan masalah baru dengan menyisakan lubang-lubang besar.
Lubang tersebut disebabkan material yang tidak standar. Sehingga, proyek baru itu cepat mengalami kerusakan. Pantauan di lokasi, drainase sepanjang puluhan meter itu memang sudah selesai dikerjakan. Sudah tidak ada papan rambu bahwa sedang ada pekerjaan proyek.
Dari penglihatan di tempat, terdapat tiga lubang berukuran cukup besar yang ambles kebawah. Besi kerangka yang berada di dalam coran semen juga nampak keluar. Diduga besi itu terlalu kecil sehingga tidak kuat menahan kendaraan yang melintas di atasnya.
Lubang-lubang itu pun ditutup secara swadaya oleh warga sekitar. Pasalnya, lubang itu kerap memakan korban akibat roda kendaraan terjeblos. Mulai dari kayu, hingga ban mobil bekas diletakkan persis di lubang itu sebagai penanda bagi pengendara.
“Sudah satu setengah bulan. Pekerjanya udah kagak ada, ditinggal. Itu yang saya tidak suka, malah menyiksa rakyat. Saya sudah marah-marah ke mandornya, ‘lu bukannya jalan diberesin tapi lu menyiksa’. Mobil macet tiap hari, pada kejeblos orang naik motor berkali-kali. Tidak layak ini, apalagi ini jalur aktif terus dilewati motor mobil,” ujar Madani (74) salah satu warga di lokasi, Rabu (4/9).
Menurutnya, proyek tersebut dinilai asal-asalan mulai dari bahan bakunya. Terlebih, baru hitungan minggu banyak coran yang ambles. Apabila satu bulan ke depan tidak ada pihak terkait yang memperbaiki, ia akan memperbaikinya secara mandiri.
“Lubangnya ada banyak kagak beres ini. Ini betonnya hancur karena besinya kecil. Masa besinya segede lidi. Masa harus saya juga yang ngecor, ntar dibilang sombong sama pemerintah, masa saya yang cor,” kata tokoh masyarakat itu.
“Tapi kalau sebulan lagi tidak ada diperbaiki saya bakal cor sendiri ditutup. Saking kesalnya saya, memang kendaraan banyak saya tidak bisa salahkan, tapi kalau fasilitas jalannya bener mah gapapa,” lanjutnya.
Selain banyak yang rusak, tanah sisa galian ditinggalkan begitu saja oleh pekerja di depan toko. Ia pun berharap agar pemerintah daerah dapat memonitor pekerjaan yang bersinggungan langsung dengan masyarakat.
“Itu juga galian tanahnya ditinggal begitu aja di depan toko orang. Sampai pada tutup itu, ngga bisa jualan. Mau dimarahin juga siapa yang bisa kita marahin kalau begini. Saya ini dianggap sesepuh tokoh masyarakat sama polsek. Tapi kita laporan ada ini kagak didengerin,” ucapnya.
“Sudah bosan sekali melihat begini setiap hari. Ya kecewa sekali, bukan sejahtera kan rakyat tapi sengsarakan rakyat. Pemerintah setuju sejahterakan rakyat dari pusat kasih uang, tapi cara kerjanya begini,” lanjutnya.
Disisi lain, ia bersyukur aliran air dapat mulus mengalir apabila hujan turun. Tetapi, sebaliknya kendaraan yang melintas malah tersendat dampak proyek tersebut.
“Tolonglah ini dirapikan supaya baik. Ini sangat baik drainase nya air jadi lancar, tapi jalannya buat kendaraan malah kaga lancar,” jelasnya.
Abi, salah satu pelaku usaha jok mobil ikut terdampak akibat area jalan depan tokonya banyak yang rusak. Apalagi, menurutnya sisa tanah galian yang tidak dirapihkan membuat para pelanggan enggan datang.
“Kita mau usaha juga jadinya susah kalau begini dah,” pungkasnya. (eko)
Diskusi tentang ini post