SATELITNEWS.COM, JAKARTA–Mikroplastik merupakan partikel plastik yang berukuran sangat kecil yang tersebar luas di lingkungan dan bisa masuk ke tubuh manusia. Partikel plastik ini berukuran kurang dari 5 mm. Dapat ditemukan dimana saja di laut, tanah, bahkan makanan yang kita konsumsi.
Limbah plastik mengalami proses penguraian oleh lingkungan, termasuk dari sinar matahari. Proses ini membuat plastik menjadi rapuh dan pecah. Meski tidak terurai sepenuhnya, materi ini akan berubah menjadi potongan-potongan kecil yang disebut mikroplastik.
Selain berasal dari penguraian plastik besar, mikroplastik juga sengaja dibuat oleh manusia, misalnya sebagai bahan abrasif untuk prosedur sandblasting hingga butiran mikro (microbeads) dalam pembersih wajah.
Menurut United Nations Environment Programme dari noaa.gov, Mikroplastik pada dasarnya sudah muncul semenjak lima puluh tahun lalu di dalam produk perawatan tubuh. Dihasilkan dari pembuatan serta pemakaian beberapa produk yang berbahan plastik.
Penelitian telah menghubungkan polutan ini dengan berbagai penyakit seperti jantung, gangguan paru-paru, dan masalah kesehatan yang lebih mengkhawatirkan. Menyerang sistem pencernaan, bahkan sampai gangguan hormonal.
Berikut ini tips untuk mengurangi paparan mikroplastik:
Kurangi Plastik Sekali Pakai
Mikroplastik umumnya berasal dari limbah plastik. Oleh sebab itu, Anda lebih baik menghindari penggunaan plastik sekali pakai, seperti sedotan, gelas, dan alat makan.
Untuk mengurangi paparan materi ini ke makanan, Anda juga bisa menggunakan wadah makanan alternatif selain plastik. Cobalah untuk menggunakan wadah makanan dan peralatan makan dari bahan yang lebih aman, seperti kaca atau stainless steel.
Gunakan Produk Berbahan Alami
Pilih produk yang menggunakan bahan-bahan alami sebagai pengganti plastik. Banyak produk yang lebih ramah lingkunga. Misalnya, pilih sabun batang alami tanpa kemasan plastik, sikat gigi dari bambu, atau pilih kantong belanja kain daripada plastik sekali pakai.
Batasi Konsumsi Makanan Laut
Konsentrasi mikroplastik paling tinggi umumnya ditemukan pada makanan laut, terlebih kerang. Sebuah studi dalam jurnal Current Opinion In Food Science (2021) memperkirakan, orang yang rutin makan kerang dapat mengonsumsi 2.602–16.288 partikel mikroplastik setiap tahun.
Konsumsi Makanan Segar
Mengonsumsi makanan segar membantu Anda mengurangi bahaya mikroplastik dari makanan. Sebaliknya, kebiasaan sering mengonsumsi makanan olahan dalam kemasan plastik dan kaleng membuat tubuh lebih mudah terpapar mikroplastik, seperti BPA dan flatat.
Tidak hanya itu, rendahnya zat gizi dan bahaya mikroplastik dari makanan olahan juga dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti diabetes dan penyakit jantung.
Botol Kaca Atau Stainless Steel
Ketimbang botol plastik, Anda bisa beralih menggunakan botol air minum berbahan kaca atau stainless steel untuk mengurangi bahaya mikroplastik.
Hindari pula kebiasaan minum air dari botol plastik yang hangat. Ini karena panas bisa memicu perpindahan mikroplastik dari kemasan ke dalam air. Apabila Anda ingin minum air dalam kemasan botol maupun galon, selalu perhatikan penyimpanannya. Sebisa mungkin, simpanlah air kemasan di tempat yang jauh dari sinar matahari.
Rutin Membersihkan Rumah
Mikroplastik dan nanoplastik dapat ditemukan di mana saja, termasuk debu dalam rumah Anda. Untuk mengurangi risikonya, Anda perlu rutin membersihkan rumah terutama pada area yang rawan debu, seperti bagian atas dan kolong furnitur, jendela, ventilasi, dan pot tanaman. Anda juga bisa menggunakan air purifier dengan filter HEPA (high efficiency particulate air) yang membantu menyaring partikel nanoplastik dari udara.(jpg/bbs)
Diskusi tentang ini post