SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Seorang santri dilaporkan hanyut terseret arus Sungai Cisadane, Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang sejak Jumat (4/10/2024) lalu. Hingga kini jasad korban belum juga ditemukan. Tim yang bertugas di lapangan masih mencari dengan melalukan penyisiran di sepanjang sungai.
Komandan Tim (Dantim) Basarnas Jakarta, Herlan mengatakan, pada hari ketiga ini pihaknya masih melalukan penyisiran dari titik awal korban terjatuh sampai Teluknaga. “Kami masih berupaya melakukan penyisiran di lokasi yang kami curigai dari titik awal sampai Teluknaga,”ucapnya, Senin (7/10/2024).
Adapun kendala dalam pencarian korban lantaran luas sungai yang cukup lebar dan kondisi arus deras. Namun hal itu tak menjadi halangan pihaknya untuk mencari korban semaksimal mungkin. “Kita all out dalam pencarian ini, kita berupaya semaksimal mungkin dengan cara yang paling efektif dan efisien,”ucapnya.
Ia menyebut petugas yang dikerahkan dalam penyisiran sekitar 25 orang dengan menerjunkan perahu mesin. Pihaknya juga dibantu oleh BPBD Kota Tangerang, Tagana serta tim lainnya. Sesuai SOP yang berlaku, kata dia, masa pencarian dilakukan selama 7 hari. Sehingga proses pencarian akan terus dilakukan selama empat hari kedepan. “Masa pencarian itu selama 7 hari. Jadi 4 hari kedepan kita akan melakukan pencarian. Harapan kita sebelum masa pencarian selesai, korban bisa ditemukan,”ujarnya.
Diketahui, seorang santri berinisial AB (15) dinyatakan hilang terbawa arus di Sungai Cisadane pada Jumat (4/10/2024). Korban yang saat itu tengah mencuci sebuah karpet mesjid, tiba-tiba terpeleset, lalu tenggelam terbawa arus.
Dantim Basarnas Jakarta, Herlan mengatakan, pihaknya baru menerima laporan kondisi membahayakan manusia (KMM) pada Sabtu (7/10/2024). Mendapatkan laporan tersebut pihaknya lalu menuju ke lokasi kejadian dengan mengerahkan sebanyak 25 orang.
“Terjadi KMM di Sungai Cisadane, Panunggangan Barat, Cibodas disebabkan karena korban terbawa arus akibat melakukan aktivitas mencuci karpet mesjid di pinggir sungai,”ungkapnya.
Kata dia, korban yang merupakan santri pondok pesantren di sekitar lokasi itu tengah mencuci karpet bersama satu orang temannya. Usai melakukan aktivitas mencuci itu, korban terpeleset dan terbawa arus sungai. “Karena korban tidak bisa berenang untuk menepi ke pinggir sungai, korban terbawa arus dan hilang dari pandangan saksi di lokasi,”pungkasnya. (hafiz)
Diskusi tentang ini post