SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Laga Barcelona menjamu Bayern Munchen dalam matchday 3 Liga Champion 2024/2025 di Stadion Olimpiade Lluís Companys, Kamis (24/10/2024) pukul 02.00 WIB, menjadi ujian berat bagi Hansi Flick yang kini harus berhadapan dengan mantan klubnya. Penyebabnya, pertarungan Barcelona vs Bayern Munchen selalu dikaitkan dengan tragedi 8-2 yang terjadi pada Agustus 2020.
Kala itu, Blaugrana yang diperkuat Lionel Messi dan Luis Suarez sekalipun, tak bisa menahan laju Die Roten yang ditangani Hansi Flick. Sudah 4 tahun berlalu sejak kejadian itu, Barcelona tetap tidak bisa lepas dari bayang-bayang aib tersebut.
Barcelona sudah 4 kali berhadapan dengan Bayern Munchen sejak kejadian 8-2. Hasilnya, Blaugrana selalu kalah dengan selisih mencolok. Mereka tidak bisa membobol gawang Die Roten. Sebaliknya, Bayern bisa menjejalkan 11 gol lawan Barca.
Kali ini, Barcelona menjamu Bayern dengan situasi berbeda. Klub Catalunya memang masih belum lagi jadi kampiun Eropa. Namun, Barca punya Hansi Flick, yang rekornya sejak awal musim adalah meraih kemenangan dalam 83,33 persen laga bersama Barca. Bahkan persentase itu lebih baik saat ia menangani Bayern (81,40 persen).
Namun, Flick yang canggih pun tidak cukup menawan untuk mengangkat Barca di UCL. Setidaknya, dalam 2 laga awal mereka musim ini. Barcelona masih menempati peringkat 15 klasemen league phase. Setelah kalah 1-2 dari Monaco, mereka menggulung Young Boys 5 gol tanpa balas.
Di kubu lawan, Bayern Munchen datang untuk memperpanjang rekor menang atas Barca. Pasukan Vincent Kompany juga perlu memulihkan diri karena di matchday 2 lalu takluk dari Aston Villa dengan skor tipis 1-0. Itu seakan mengubur kegemilangan Die Roten yang dalam pembukaan UCL bisa membantai Dinamo Zagreb 9-2.
Laga Barcelona vs Bayern Munchen ini bukan hanya pertemuan dua tim besar, tetapi juga menjadi momen emosional bagi Hansi Flick, yang pernah mengangkat FC Hollywood ke puncak kejayaan. Dengan catatan buruk Barca lawan Bayern, Flick bakal mendapatkan tantangan berat. Namun, ia punya modal besar pula.
Satu yang membuat Barcelona era Hansi Flick ini mencolok adalah kemampuan mereka dalam mencetak gol. Di Liga Spanyol, dengan xG hanya 27,84, Blaugrana bisa mengemas 33 gol. Sementara itu, di UCL dengan xG 3,77, jumlah gol mereka mencapai 5.
Selain itu, Barca sangat tajam ketika sudah sampai di kotak penalti. Dari total 39 gol yang dibuat di UCL dan LaLiga, Blaugrana tercatat menciptakan 31 gol di dalam kotak penalti, sisanya 7 dari luar area terlarang.
Tidak dapat diabaikan, Flick memaksa para pemain Barcelona untuk bekerja lebih keras. Hasilnya terlihat dari situasi gol tercipta. Rinciannya, 21 dari open play, 5 dari serangan balik, 10 dari set piece, dan 2 dari penalti. Artinya, dari semua situasi, Barca bisa membobol lawan.
Pelatih Bayern Munchen, Vincent Kompany, menyadari pengaruh besar Hansi Flick tersebut. Namun, sang juru taktik asal Belgia menegaskan timnya datang ke Barcelona untuk menang. Akan jadi catatan tersendiri jika pelatih semuda Kompany bisa mengatasi taktik Flick.
“Beberapa pelatih telah memberikan banyak kontribusi untuk FC Bayern, dan dia (Flick) adalah salah satunya. Jupp Heynckes, Pep Guardiola dan yang lain. Tentu saja ini (Barcelona vs Bayern Munchen) akan menjadi pertandingan yang spesial baginya. Namun, kami ingin menang,” kata Kompany, dikutip dari Bavarian Football Works.
Di luar kemampuan Barcelona yang berbahaya untuk Bayern, pertandingan ini juga akan menjadi ajang adu tajam bagi striker kedua tim. Musim ini, baik Robert Lewandowski di kubu Barca maupun Harry Kane di kubu Bayern tampil on fire.
Lewandowski sudah mencetak 12 gol dari 10 pertandingan di semua kompetisi, sementara itu Harry Kane memiliki catatan yang tidak kalah impresif. Kapten Timnas Inggris tersebut telah mencetak 12 gol dari 11 pertandingan musim ini.
“Robert (Lewandowski) adalah penyerang yang fantastis, salah satu yang terbaik di generasi saya, ini akan menjadi pertandingan yang istimewa,” ungkap Harry Kane dikutip dari Football Espana.
Tantangan bagi Hansi Flick adalah posisi kiper. Ia mesti memilih Inaki Pena atau Wojciech Szczesny. Selain itu, Barca masih kehilangan Ronald Araujo, Ferran Torres, hingga Andreas Christensen. Formasi paling aman untuk Barcelona adalah 4-2-3-1 dengan mengandalkan duo winger yang tengah on fire, Lamine Yamal dan Raphinha.
Di kubu lawan, Bayern Munchen masih kehilangan Aleksandar Pavlovic, Hiroki Ito, Josip Stanisic, dan Jamal Musiala. Harry Kane yang mencetak quattrick di laga perdana UCL akan tetap menjadi ujung tombak. (trd/net)
Diskusi tentang ini post