SATELITNEWS.COM, LEBAK—Penelantaran anak di Kabupaten Lebak dianggap masih menjadi kasus yang tidak diseriusi oleh Pemerintah Kabupaten Lebak. Hal ini dikarenakan masih banyaknya anak-anak yang ditelantarkan baik secara sadar maupun tidak sadar.
Sebagai contoh kasus maraknya manusia silver, pengamen hingga pengemis anak di sekitar pusat Kota Rangkasbitung, masih terbilang banyak. Diduga hal itu akibat ekonomi keluarga hingga membuat mereka memilih aktivitas tersebut. Namun demikian, harusnya pemerintah tidak membiarkan kondis anak-anak itu. Sebab di usia mereka harusnya menikmati dunia pendidikan bukan untuk mencari rejeki untuk keluarga. Salah satunya yang diakui seorang pengamen yang masih berumur belasan tahun harus kerja keras untuk mencari uang untuk membantu keluarganya menutupi kebutuhan.
“Disuruh sama ibu buat begini, minta-minta. Buat jajan sendiri, buat makan,” katanya yang namanya enggan mau disebutkan. Menyoroti itu, salah satu pegiat anak Kabupaten Lebak Zeky mengatakan bahwa dirinya masih merasa prihatin dengan kondisi penelantaran anak yang masih dinilai kurang diperhatikan secara serius oleh pemerintah.
Menurutnya, selain penelantaran di jalanan, penelantaran anak juga sering terjadi di lingkungan keluarga salah satunya akibat kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, hingga kurangnya memberi perhatian kepada anak. “Yang saya bingungkan, bagaimana peran pemerintah baik DP3AP2KB ataupun Dinsos dalam menangani permasalah ini? Kenapa masih banyak hal seperti ini dibiarkan gitu,” kata Zeky.
Menanggapi hal tersebut, Pekerja Sosial (Peksos) Dinas Sosial Kabupaten Lebak, Aldi mengatakan bahwa di Dinas Sosial terdapat program rehabilitasi sosial yang mana anak terlantar juga menjadi bagian yang diperhatikan. “Kalau dari kami di Dinsos, akan dilakukan verifikasi atau asesmen yang mana ketika memang ada, akan dilakukan pembinaan atau rehabilitasi sosial,” jelasnya. (mulyana)
Diskusi tentang ini post