SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Meskipun mungkin ada faktor neurobiologis dan psikologis yang terlibat, tidak ada bukti ilmiah kuat yang menunjukkan bahwa kita benar-benar punya kemampuan khusus untuk merasakan tatapan orang lain.
Peneliti Inggris bernama Rupert Sheldrake melakukan sejumlah percobaan untuk menguji apakah kita benar-benar dapat merasakan sedang ditatap. Para responden tampaknya mampu menebak apakah seseorang sedang menatap mereka sehingga mereka berpikir mungkin ada suatu kemampuan istimewa.
Namun, ilmuwan lain—seperti David Marks dan John Colwell—tak sependapat. Mereka meyakini bahwa hasil penelitian Sheldrake bisa disebabkan oleh kesalahan dalam percobaannya.
Marks dan Colwell, seperti dilansir BBC 28 Oktober 2024, menemukan bahwa ada pengulangan pola tertentu dalam percobaan tersebut sehingga para responden mungkin telah mempelajari pola-pola itu dan bisa gampang menjawab ketika ditanya apakah mereka sedang diawasi.
Otak Selalu Waspada
Salah satu faktor yang bisa menjelaskan mengapa kita bisa merasa sedang ditatap atau diawasi orang adalah karena manusia dirancang untuk terus waspada. Kendati, kita tidak sepenuhnya fokus.
Sistem kewaspadaan ini disebut perhatian eksogen. Yakni kemampuan otak untuk secara otomatis bereaksi terhadap rangsangan atau perubahan mendadak di lingkungan kita. Dengan bantuannya, kita mendeteksi apa yang terjadi di sekitar, seperti gerakan tak terduga atau perubahan cahaya.
Perhatian eksogen sangat penting bagi kelangsungan hidup spesies manusia. Bayangkan Anda adalah manusia purba di tengah hutan. Jika tidak dapat cepat mendeteksi tatapan predator atau manusia lain, Anda bisa berada dalam bahaya.
Saat ini kita masih bisa menangkap isyarat kecil di lingkungan sekitar seperti gerakan mata orang lain. Bahkan jika kita tidak menyadarinya, isyarat tersebut dapat memicu otak kita untuk merasa seperti sedang diawasi.
Peran Penglihatan
Penglihatan tepi—apa yang kita lihat di luar penglihatan pusat seperti objek atau gerakan yang muncul di ekor mata–adalah faktor lain yang dapat menjelaskan fenomena skopastesia.
Meskipun tidak sejelas penglihatan pusat, penglihatan tepi sangat baik dalam mendeteksi gerakan dan perubahan di lingkungan sekitar. Artinya, alam bawah sadar kita mungkin dapat mendeteksi bahwa seseorang sedang memperhatikan.
Jika seseorang di sekitar kita menggerakkan mata atau menoleh untuk melihat kita, penglihatan tepi mungkin menangkap gerakan kecil itu, meskipun kita tidak sepenuhnya menyadari. Hal ini kemudian dapat memicu otak untuk memberi tahu kita bahwa seseorang sedang memperhatikan kita.
Neuron Cermin
Otak manusia juga memiliki kemampuan luar biasa untuk memahami tindakan dan emosi orang lain. Hal ini dimungkinkan berkat sirkuit otak yang melibatkan neuron cermin.
Neuron tersebut diaktifkan saat kita melakukan suatu tindakan atau saat kita melihat seseorang melakukan tindakan serupa. Tanpa berbicara kepada mereka, kita memahami apa yang mereka lakukan.
Neuron-neuron ini sangat terlibat dalam empati dan menafsirkan niat orang lain. Bisa jadi, dalam situasi sosial tertentu, neuron cermin membantu kita mendeteksi apakah seseorang sedang memperhatikan kita karena neuron tersebut berfungsi untuk merasakan atau memahami niat orang lain dengan cara yang hampir otomatis. Jadi, saat seseorang menatap kita, otak kita langsung memproses informasi tersebut, bahkan tanpa kita sadari.
Terkadang kita berpikir bahwa semua orang memperhatikan apa yang kita lakukan. Atau kita begitu mementingkan diri sendiri sehingga menganggap diri kita sebagai pusat dunia. Fenomena ini dikenal sebagai efek spotlight.
Ketika kita berada dalam situasi yang baru atau tidak nyaman, kita cenderung berpikir bahwa orang lain lebih memperhatikan kita. Misalnya, saat terlambat ke kantor atau ruang kelas, Anda mungkin merasa seperti semua orang menatap Anda—meski mungkin sebagian besar tidak menyadari kedatangan Anda.
Penjelasan psikologis lain adalah bias konfirmasi. Fenomena ini terjadi ketika kita mencari, menafsirkan, atau mengingat informasi yang mengonfirmasi apa yang sudah kita yakini.
Dengan kata lain, kita cenderung memercayai apa yang ingin kita yakini. Jika Anda merasa ada yang memperhatikan Anda, Anda cenderung lebih memperhatikan gerakan kecil yang mengonfirmasi perasaan itu.
Selain itu, jika Anda merasakan seseorang mengawasi Anda dan kemudian mengetahui bahwa itu benar, Anda mungkin telah mengondisikan otak Anda untuk merasakan hal yang sama dalam situasi serupa. Saat itulah pikiran mempermainkan, membuat kita merasa seperti sedang diawasi padahal tidak.
Dalam kasus-kasus yang lebih ekstrem, perasaan sedang ditatap oleh orang lain mungkin terkait dengan paranoia ringan, terutama pada mereka yang mengidap kecemasan berlebih atau merasa tidak nyaman dalam situasi sosial. Orang-orang ini mungkin menafsirkan setiap gerakan kecil sebagai tanda bahwa mereka sedang dihakimi atau diawasi.
Namun jangan khawatir, merasa seperti ada yang mengawasi Anda tidak selalu berarti Anda paranoid. Skopastesia adalah pengalaman umum dan dalam kebanyakan kasus hal itu terjadi karena otak kita melakukan tugasnya untuk membuat kita tetap waspada. (bbc)
Diskusi tentang ini post