SATELITNEWS.COM, SERANG – Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Serang, menggagas santri preneur untuk dilaksanakan di tahun 2025. Sehingga, santri di Kabupaten Serang bisa berwirausaha, ketika sudah tidak lagi menuntut ilmu di Pondok Pesantren (Ponpes).
Kepala Bagian Kesra Setda Kabupaten Serang, Mamak Abror mengatakan, bahwa dirinya sudah menyampaikan terkait dengan gagasannya tersebut terhadap Bappeda Rida Kabupaten Serang, melalui bagian Litbang.
Harapannya, gagasan santri preneur ini dapat dikaji dan diimplementasikan di tahun 2025.
“Intinya kita menyamakan persepsi, harapan saya gagasan itu dikaji, kalau Kesra kan hanya bagian. Apalagi secara spesifik tugas pembinaan pesantren itu kan adalah kewenangan Kementerian Agama, sedangkan mungkin kita lebih kepada organisasi seperti Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FSPP),” kata Abror, Senin (18/11/2024).
Abror menuturkan, melalui program santri preneur ini, santri di Kabupaten Serang bisa mandiri dengan mempelajari cara berwirausaha. Disamping kesehariannya belajar agama di pondok pesantren.
“Jadi para santri itu kan mental keislamannya sudah dapat, tapi juga bagaimana caranya dia harus bisa menciptakan usaha kemandirian,” ujarnya.
Abror menjelaskan, bahwa jika program santri preneur tersebut terwujud, tentu pihaknya tidak dapat berjalan sendiri. Melainkan akan menggandeng FSPP, Dinas terkait kaitan dengan pendampingan proses usaha serta perbankan kaitan dengan permodalan.
“Rata rata Ponpes itu kan biasanya banyak lahan, kalau ditanami bawang merah atau jahe itu kan bisa dijual dan membuka usaha baru. Terus kita juga bisa mengundang penyuluh pertanian untuk mengajarkan terhadap mereka,” ujarnya.
Selain itu, bisa juga buat usaha mebeler seperti yang sudah ada di Kecamatan Binuang, ada satu Ponpes yang membuat mebeler.
Kemudian, di Kecamatan Waringin Kurung ada juga Ponpes yang mengembangkan lahan pertanian. Namun masih bersifat parsial, belum ada pembinaan dari Dinas terkait. Dengan demikian ketika santri sudah selesai menuntut ilmu di pondok pesantren, maka mereka bisa bertahap hidup dengan keterampilan yang dimilikinya. (sidik)
Diskusi tentang ini post