SATELITNEWS.ID, RANGKASBITUNG–Kampus Latansa Mashiro Rangkasbitung, di Jalan Bypass, Kamis (9/7) didemo mahasiswanya sendiri. Aksi tersebut dilatarbelakangi kekecewaan mahasiswa atas kebijakan kampus soal pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKL) yang dianggap masih tinggi. Seharusnya, di tengah pandemi Covid-19 pihak lembaga memberikan keringan.
Dengan penjagaan ketat dari kepolisian dari Polres Lebak, puluhan mahasiswa Latansa Mashiro yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) terus melakukan aksinya. Para mahasiswa yang mengkritisi kebijakan lembaga kampus soal pembayaran UKT melakukan penyegelan dengan cara menutup gerbang yang menjadi pintu masuk utama kampus.
“Pada masa pandemi Covid-19 ini telah terjadinya pelumpuhan ekonomi, di mana banyak orang yang mengalami kesulitan ekonomi dan bahkan kehilangan pekerjaannya, termasuk orang tua para mahasiswa Latansa. Mahasiswa di paksa untuk membayarkan UKT secara penuh dan sama sekali tidak menggunakan oprasional atau fasilitas kampus,” kata Koordinator aksi Mustafid, dalam opasinya, kemarin.
Aksi digelar untuk menyampaikan aspirasi para mahasiswa yang menuntut agar lembaga kampus memberikan keringanan dengan memotong biaya UKT. Hal itu diatur dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 151 tahun 2020 dan Permendikbud no 25 tahun 2020 tentang keringanan uang kuliah tunggal dimasa Pandemi Covid-19 ini. “Kami meminta agar pihak kampus melakukan pemotongan baiya UKT sebesar 20 persen, serta mentransparansikan dana kemahasiswaan dan alokasi dana kemahasiswaan,” harapnya.
Sementara, Wakil Bidang Kemahasiswa STIE Latansa Mashiro Dini Arifian mengatakan, pihaknya telah memberikan pemahanan kepada para mahasiswa yang mengikuti Audensi sebelumnya, bahwa pihak kampus memberikan potongan kepada mahasiswa dalam pembayaran UKT ini sebesar Rp 100 ribu per mahasiswanya dari biaya UKT sebesar Rp 2 Juta.
“Sudah dipahamkan sudah dijelaskan, namun tuntukan mereka itu tidak rasional, kebanyakan mereka itu mahasiswa bermasalahan yang menungak, dan mempunyai nilai yang rendah. Sebetulnya kami dapat merealisasikan tuntutan mereka, jika mereka sendiri sudah melunasi biaya kuliah di awal, namun setelah kita cek mereka sendiri banyak yang menunggak pembayaran. Sedangkan kita memiliki operasional yang harus,” ujarnya.
Ia menuturkan, pihaknya juga memberikan solusi bagi mahasiswa yang merasa kurang mampu untuk membayar UKT, dengan mangadukan hal tersebut kepada pihak lembaga kampus.”Silakan adukan hal tersebut kepada lembaga nanti lembaga akan memberikan keringanan dengan merekomendasikan pembayaran, sehingga mahasiswa tersebut tetap bisa mengikuti ujian,” tandasnya. (mulyana/made)
Diskusi tentang ini post