SATELITNEWS.ID, SERANG–Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (BMI), kembali memperbaiki Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Kali ini, bantuan pembangunan dilakukan di Kampung Ciseeng, Desa Curug Agung, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, Selasa (14/7). Rumah yang dibangun milik Rasiah (50), seorang janda.
Presiden Direktur Koperasi Syarah BMI, Kamaruddin mengatakan, Rasiah sendiri sudah ditinggal sang suami karena meninggal dunia lima tahun yang lalu. Rasiah terdata sebagai anggota Koperasi Syariah BMI sudah tiga tahun terakhir.
Oleh karena itu, kata dia pihaknya pun membantu membangun rumah Rasiah. “Untuk tabungan ibu Rasiah di koperasi syariah hanya 1,9 juta. Sedangkan untuk biaya pembangunan rumahnya yang tidak layak huni menghabiskan dana Rp50 juta merupakan bantuan dari koperasi, dengan fasilitas satu kamar tidur, kamar mandi, satu dapur,” ujar Kamarudin.
Untuk di wilayah Kabupaten Serang tambahnya, bukan kali pertama membantu program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang dalam menuntaskan program perbaikan RTLH atau rutilahu. “Sejak tahun 2018 lalu sampai tahun ini, sudah 51 unit RTLH yang dibangun. Baik anggota koperasi maupun bukan, pasti kami bantu jika memang sangat prioritas,” terangnya.
Oleh karena itu, Kamaruddin mengimbau kepada pemerintah desa, pemerintah daerah untuk mengajak masyarakat untuk masuk atau menjadi anggota Koperasi Syariah BMI. “Ini supaya bisa saling membantu masyarakat ynag membutuhkan,” ujarnya lagi.
Rasiah, mengucapkan terima kasih karena rumahnya telah dibangun secara cuma-cuma. “Saya doakan agar koperasi syariah ini terus maju dan bermanfaat untuk masyarakat,” ujarnya.
Kepala Diskoperindag Kabupaten Serang, Abdul Wahid mengapresiasi, sinerginya program Koperasi Syariah BMI dengan program Bupati Serang, dalam upaya penuntasan perbaikan RTLH di Kabupaten Serang.
Kemudian, koperasi ini juga harus dijadikan contoh oleh koperasi yang di ada di Kabupaten Serang dengan banyaknya memberikan bantuan kepada masyarakat. Juga sudah mendapatkan penghargaan dari Presiden dan Kementerian Republik Indonesia.
“Saya berharap masyarakat untuk tidak ragu menjadi anggota koperasi, sebagai salah satu cara untuk mengurangi pinjaman bank keliling atau rentenir. Untuk mencegah itu, kalau rentenir masuk pasar, ya pasar itu harus membentuk koperasi,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post