SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangerang kembali didatangi massa penolak UU Omnibuslaw Cipta Kerja (Ciptaker), Senin (19/10). Puluhan massa yang terdiri dari mahasiswa dan buruh ini menuntut Pemkot Tangerang maupun DPRD Kota Tangerang ikut menolak UU Omnibuslaw Ciptaker.
Pantauan Satelit News mereka mulai bergerak sekira pukul 11.00 WIB. Terdapat pula puluhan petugas gabungan TNI, Polri dan Satpol PP mengawal jalannya aksi unjuk rasa ini. Di sana mereka terus menyuarakan tuntutannya. Namun tak satupun perwakilan baik dari Pemkot dan DPRD Kota Tangerang datang menemui demonstran.
Sampai pada akhirnya demonstran membakar ban. Kepulan asap hitam dari bakaran ban pun membumbung. Mereka kemudia mengelilinginya, sembari bernyanyi lagu-lagu perjuangan. “Kami kemari untuk meminta dukungan dari wakil rakyat kita di Kota Tangerang. Poinnya satu menolak UU Omnibus Law Ciptaker,” ujar salah satu mahasiswa, Iman Maulana.
Iman menyampaikan sebab tak adanya perwakilan Pemkot dan DPRD Kota Tangerang lantaran mereka sedang melakukan kunjungan kerja (kunker). Kendati hal kata dia bukan menjadi alasan kuat. “Tidak mungkin semuanya fraksi ikut kungker. Kami minta setiap perwakilan fraksi menemui kami,” tegasnya. “Kami yakin mereka (DPRD dan Pemkot Tangerang) masih mau menerima massa. Masih mau menolak Omnibus Law,” kata Iman.
Hal senada diungkapkan oleh mahasiswa lainnya, Andi. Dia menilai aksi unjuk rasa ini merupakan efek dari ketidakpuasan mereka terhadap langkah Pemkot dan DPRD Kota Tangerang terkait UU Omnibus Law Ciptaker. “UU ini (UU Omnibus Law Ciptaker) akan mengebiri hak-hak rakyat,” kata dia.
Untuk itu, mahasiswa kembali menuntut agar Pemkot Tangerang dan DPRD menolak UU Omnibus Law. “Kami mau mereka menandatangani surat pernyataan ini, kalau mereka turut menolak UU Omnibusl Law Ciptaker,” katanya.
Unjuk rasa ini hampir berakhir ricuh, lantaran demonstran terus berupaya masuk ke dalam Pemkot. Mereka mencoba masuk dengan menggedor-gedor pintu gerbang. Dorong-dorongan antara demonstran dengan aparat pun tak terhindarkan.
Aparat pun langsung membuka pintu gerbang. Mereka mencoba mengejar mahasiswa. Namun, aksi tersebut dapat dikendalikan. Aksi unjuk rasa pun berakhir setelah ada negosiasi damai antara aparat dan demonstran. (irfan/made)
Diskusi tentang ini post