SATELITNEWS.ID, SERANG–Tak adanya program untuk menghadapi kejadian tak terduga seperti rumah roboh, menjadi persoalan tersendiri di Kota Serang. Sebab hingga saat ini, Pemkot Serang hanya memiliki program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang pelaksanaannya perlu menunggu satu tahun pasca-pengajuan bantuan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kelala Dinsos Kota Serang, Moch Poppy Nopriadi, menanggapi pemberitaan rumah janda yang memprihatinkan di Cipare. Ia mengatakan, saat ini Pemkot Serang hanya bisa membantu masyarakat yang rumahnya roboh atau tidak layak huni apabila telah diajukan. Itupun perlu menunggu tahun anggaran berikutnya.
“Yah kami sudah menerima laporan, mudah-mudahan kuotanya ada (untuk tahun berikutnya),” kata Poppy, melalui sambungan telepon selulernya, Rabu (4/11).
Katanya, bantuan RTLH tidak bisa diberikan secara langsung. Sebab harus melalui proses agar mendapatkan bantuan di tahun berikutnya. Termasuk pada kasus rumah yang roboh. “RTLH itu ribetnya begini, kalau ada rumah yang roboh hari ini maka bantuannya tahun depan, jadi tidak bisa langsung di bangun tahun ini juga,” tandasnya.
Untuk kejadian rumah roboh, setidaknya pihaknya bisa mengupayakan untuk memberikan bantuan kedaruratan, khususnya makan untuk beberapa hari. “Kalaupun memang gak bisa untuk tahun ini, paling tidak kita upayakan untuk memberikan bantuan makannya,” tambahnya.
Menurut Poppy, setiap tahun banyak permohonan bantuan RTLH dan rumah roboh. Bahkan, ada juga permohonan bantuan untuk rumah kebakaran. Namun karema bantuan tersebut hanya bisa diberikan setahun setelah pengajuan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak.
Selain itu, berdasarkan penilaian di lapangam diketahui bahwa rata-rata rumah yang ada di Kota Serang, khususnya di daerah pelosok dibangun dengan bahan yang kurang baik sehingga rentan roboh. “Bangunannya memang tidak kokoh. Bahkan tidak perlu ada kejadian seperti angin kencang, mungkin disenderin saja sudah roboh,” tandasnya.
Ia mengaku, pihaknya juga pernah meminta kepada camat dan lurah untuk bisa mengusulkan rrumah yang tidak layak huni, sehingga bisa terdaftar dalam antrean bantuan. “Coba bangunan-bangunan yang memang sudah harus direhab dan diperbaiki itu harusnya diusulkan, jangan sampai nunggu roboh dulu supaya kita bisa usulkan dalam witing list penerima RTLH. Tapi ada yang ngusulin ada juga yang tidak,” tuturnya.
Untuk tahun ini pihaknya telah memberikan bantuan RTLH kepada 70 penerima. Ia berharap tahun berikutnya bisa bertambah, dan banyak masyarakat yang mendapatkan batuan tersebut. “Mudah-mudahan tahun depan bisa bertambah, ini juga disesuaikan dengan APBD Kota Serang,” tandasnya.
Rumah seorang janda bernama Asmawati yang berada di lingkungan Cipare Ranjeng Jaya Kelurahan Cipare, Kecamatan Serang, dalam kondisi memprihatinkan dan tidak layak huni. Terlebih, tepat di sebelah rumahnya terdapat rumah tua tak berpenghuni yang sudah roboh sebagian.
Berdasarkan informasi, rumah janda tersebut sudah sangat memprihatikan. Bocor disetiap atap dan juga sudah bertahun-tahun tidak direnovasi, sehingga terdapat berbagai retakan di setiap dinding rumah. Beberapa bagian rumah pun telah tertimpa robohan rumah di sebelahnya.
“Semenjak suami saya meninggal, rumah ini tak pernah direnovasi lagi. Atap juga dibiarkan bocor aja, karna saya nggak bisa memperbaikinya. Kalau ujan ini banjir, makanya ini banyak panci-panci buat nampung air hujan. Saya kan cuma tinggal berdua sama anak saya yang bungsu,” tutur Asmawati. (dzh/bnn)
Diskusi tentang ini post