SATELITNEWS.ID, CIPUTAT—Harga kedelai masih tinggi. kenaikan itu berdampak pada industri tahu tempe. Bahkan sejumlah pengrajin usaha tersebut terpaksa mengurangi jumlah karyawannya.
Pengurangan karyawan ini salah salah satunya dilakukan Tasbim. Perajin tahu nonformalin yang terletak di Jalan Tabanas 4 RT 011/017, Kedaung, Pamulang, ini merumahkan karyawannya lantaran usahanya merugi.
“Ya berimbas semua. Saya berhentikan pekerja saya, kurang lebih enam orang,” kata Sofyan Tasbim saat ditemui di lokasi pembuatan tahu miliknya itu, Kamis (7/1).
Tasbim mengatakan diberhentikannya sejumlah karyawan diakibatkan produksi yang menurun di tengah meroketnya harga bahan pokok kedelai.
Ia pun mengaku berat hati untuk mengambil keputusan memberhentikan sejumlah pekerjanya itu. Namun, harga kedelai yang terus melonjak memaksanya untuk mengambil keputusan itu agar dapat mempertahankan operasional dari industri tahu miliknya itu.
Sebelum ada kenaikan, harga normal kedelai yaitu berkisar Rp6.000 sampai Rp7.000 per kilogram. Sekarang ini sudah mendekati di angka Rp10.000 per kilogram, harga eceran di toko kurang lebih Rp9.300 sampai Rp9.500 per kilogram. “Imbasnya produksi dikurangi jadi lima sampai enam kuintal yang tadinya satu ton per hari,” ucapnya.
Selain itu, kebijakan tersebut juga berimbas dari situasi pandemi covid-19 yang tak kunjung usai. Menurutnya, secara perlahan penurunan omset dan produksi dirasakannya hingga mengalami puncak penurunan di akhir penghujung tahun 2020 kemarin.
Terpaksa dirinya mengambil kebijakan tersebut hingga menunggu kembalinya kestabilan ekonomi di masyarakat serta harga dari bahan pokok kedelai. “Sudah menurun dari Maret awal tahun 2020 itu sudah ada kelonjakan naiknya kedelai emang enggak terasa Rp 50, terus naik Rp 100,” ujarnya.
“Perlahan-lahan naiknya enggak sekaligus, sampai di akhir Desember lah tertingginya. Nah, di saat Desember itu lah perajin tahu tempe sudah kewalahan, nomboknya sudah berlebihan. Akhirnya saya kurangi tenaga kerja,” pungkasnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Maya Mardiana menyebut, kenaikan harga kedelai di pasaran sangat berdampak pada industri besar pengrajin tahu tempe. “Karena industri itu belinya (kedelai) bisa jumlahnya besar ton-tonan,” ujarnya.
Maya menerangkan, kenaikan harga bahan pokok kedelai kini naik hampir 30 persen dari harga Rp7.200 menjadi sekitar Rp9.000 karena ada masalah di impor. Menurutnya, harga barang kedelai naik merupakan dampak dari stok bahan pangan kedelai yang menipis karena berkurangnya kuota impor ke Indonesia.
“Kuota kita ada keterbatasan karena ada permintaan dari negara lain meningkat, yang kita impor ini dari Amerika, sementara Tiongkok meminta lebih banyak, jadi kuota ke kita ini jadi lebih dikit,” terangnya.
Pihaknya kini sedang berkoordinasi dengan pusat atau Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI. “Sekarang pusat lagi ngebahas dan kita berkordinasi agar dampaknya nanti untuk daerah,” ungkapnya. (jarkasih)
Diskusi tentang ini post