SATELITNEWS.ID, CISOKA–Juju, wanita berusia 76 tahun ini bersyukur berhasil selamat bersama 4 cucunya, dari amblasnya bagian belakang rumah, yang difungsikan untuk dapur. Meski kaki salah satu cucunya berdarah akibat tertimpa reruntuhan genteng. Rumah nenek ini yang tepat berada di bantaran Sungai Cidurian, Kampung Selapajang, Desa Carenang, Kecamatan Cisoka, bagian belakangnya amblas, setelah tanah bantaran sungai longsor tergerus luapan air sungai.
Hujan deras mengguyur Kampung Selapajang, Jumat (29/1) sore. Juju yang berdiam diri di rumah bersama 4 orang cucunya melakukan aktivitas seperti biasa. Setelah menunaikan salat magrib, Juju keluar dari kamar yang berada di belakang untuk mengepel ruang depan, dikarenakan ada air yang menggenang di lantai akibat gentengnya bocor.
Namun Juju yang baru saja memegang alat pel kaget mendegar suara keras seperti benda besar jatuh. “Saya kaget, teriak dan istighfar menengok ke belakang sudah roboh. Kemudian gagang pel saya jatuhkan dan lari ke depan,” kata Juju mengkisahkan peristiwa mencekam kala itu.
Juju mengaku dia bersama empat cucunya berupaya menyelamatkan diri. Ironisnya, salah satu dari cucunya itu terkena jatuhan genteng mengenai bagian kaki. “Cucu saya kakinya kena genteng dan sempat berdarah-darah, tapi alhamdulilah enggak kena kepalanya,” ucapnya penuh rasa syukur.
Juju mengaku pun masih khawatir dengan adanya longsor susulan. Namun dia tetap memilih bertahan karena tidak punya tempat tinggal lain. Dia berharap Pemerintah Daerah, kecamatan maupun desa, bisa membenahi rumahnya agar kokoh kembali. Selain itu, dia berharap agar dibuatkan tanggul atau turab di bantaran Sungai Cidurian untuk menahan air.
“Khawatir saya roboh lagi bagian ruang tamu. Saya sekarang tidurnya di ruang tamu. Kalau mau mengungsi bingung mau kemana,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Kosrudin mengatakan, tidak hanya rumah nenek Juju yang rusak parah akibat longsornya turab Sungai Cidurian di Kampung Selapajang, Jumat (29/1) sore. Namun juga ada rumah Sukatma (58), yang rusak di bagian belakangnya.
“Efek longsor itu bagian belakang dua rumah yang dihuni Juju dan Sukatma yang rusak. Tepatnya tembok belakang ruangan yang digunakan untuk dapur,” kata Kosrudin.
Rumah milik Juju (76) dan rumah Sukatma (58) berada di dekat bantaran sungai, sehingga bangunan tempat tinggal itu turut terimbas. Kosrudin mengaku meluapnya air Sungai Cidurian ini dikarenakan intensitas hujan yang tinggi.
“Ada faktor karena hujan lebat, sungai itu meluap hingga akhirnya tanah di situ longsor,” tandasnya.
Menurut Kosrudin, korban menolak dievakuasi dan memilih tinggal di rumah saudaranya yang masih di sekitaran bantaran sungai. Pihaknya berharap Pemerintah Kecamatan Cisoka, serta Dinas Sosial dan instransi terkait lainnya bisa pro aktif membantu warga penghuni dua rumah warga yang terdampak longsor ini. Menurutnya, BPBD sendiri juga berupaya mengusulkan bantuan melalui anggaran tak terduga.
“Berdasarkan informasi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang melalui Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air akan membangun bronjong disitu agar tidak longsor susulan. Kepastiannya kapan saya juga belum tau persis. Namun untuk kondisi di lapangan lebar bataran yang longsor skeitar 3-4 meter dengan ketinggian sekitar 2 meter,” ucapnya. (alfian/aditya)
Diskusi tentang ini post