SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Ratusan rumah warga di tujuh desa terendam banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Cidurian, di Desa Koper, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Minggu (7/2). Para korban banjir mengungsi ke rumah anggota keluarga masing-masing.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Kosrudin mengatakan, ada tujuh desa di dua kecamatan yang terdampak banjir akibat luapan sungai dan jebolnya tanggul. Dua desa berada di Gunung Kaler, masing-masing Kedung dan Kandawati. Sementara di Kecamatan Kresek ada lima desa yaitu Koper, Renged, Pasir Ampo, Patrasana, dan Kresek.
” Semuanya benar-benar terkena banjir, ketinggiannya beragam dimulai dari 40 cm sampai 100 cm,”kata Kosrudin kepada Satelit News, Minggu (7/2).
Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya banjir yaitu tingginya intensitas curah hujan dan terjadinya pendangkalan di hilir sungai sehingga pembuangan air ke laut tidak lancar. “Mampetnya” sungai menyebabkan tanggul jebol.
Kosrudin menerangkan BPBD Kabupaten Tangerang belum mendirikan posko pengungsian lantaran tidak ada permintaan. Ratusan korban yang terdampak banjir, kata Kosrudin, mengungsi ke rumah saudaranya masing-masing.
Dia juga menegaskan anggota BPBD, Pramuka, PMI, Dinsos, Tagana, Rapi dan relawan sudah bersiaga di titik-titik banjir. Mereka berjaga-jaga bilamana debit air terus meninggi di pemukiman warga. BPBD sudah menyiapkan perahu karet sebanyak dua unit untuk melakukan evakuasi jika ada warga yang terperangkap banjir.
“Belum ada permintaan karena rata-rata mengungsi ke keluarganya. Barusan memang ada permintaan dari Sekdes Cirumpak, katanya debit air naik terus, tapi kami akan survei dulu,” tegasnya.
Kosrudin menerangkan pasokan logistic sembako di BPBD Kabupaten Tangerang sedang kosong. Namun, bukan berarti korban bencana banjir tidak mendapatkan bantuan logistik. Pasalnya, masih ada stok dari Dinas Sosial Kabupaten Tangerang.
“Di BPBD memang kosong, kami meminta bantuan Dinsos saja. Dan saat ini pasokan logistik sudah cukup dari Dinsos, ” tambahnya.
Sementara itu, pelaku usaha budi daya ikan lele di Desa Koper Kecamatan Kresek mengaku trauma dengan banjir di tahun 2021. Itba, salah satu pelaku usaha budidaya ikan lele mengatakan, air yang merendam rumahnya mencapai 70 cm. Namun dia memilih tetap bertahan di rumahnya untuk menjaga sisa-sisa ternak ikan lelenya.
“Saya masih bertahan, untuk jagain sisa ikan lele. Sayang kalau hanyut semuanya. Puluhan indukan lele saya hanyut, beserta puluhan ribu bibit ikan,” katanya.
Menurut Ibta, banjir yang menerjang wilayahnya kali ini cukup parah dibandingkan dengan banjir yang sebelumnya pernah terjadi. Dia mengaku trauma untuk melakoni usaha budidaya ikan lelenya ini. Kurang lebih 500 meter lahan lelenya ini ludes terendam banjir.
“Puluhan juta melayang akibat banjir. Dibilang trauma ya trauma. Apalagi banjir sekarang ini, memang sering terjadi banjir, tetapi ini paling parah, ” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Tangerang, Slamet Budi belum memberikan tanggapan saat dikonfirmasi oleh Satelit News terkait jebolnya tanggul. (alfian/gatot)
Diskusi tentang ini post