SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG—Minimnya anggaran di Bidang Promosi Wisata pada Dinas Pariwisata (Dispar) Pandeglang, tak menyurutkan upaya promosi. Pemanfaatan teknologi informasi menjadi salah satu upaya strategis, agar informasi wisata di kota ini terus menyebar ke penjuru negeri.
Kepala Seksi (Kasi) Promosi Wisata Dispar Pandeglang, Imron Mulyana mengungkapkan, dari daftar rincian perjalanan dinas yang beredar di berbagai media, meskipun Dinas Pariwisata mengalokasikan SPPD (Surat Perintah Perjalanan Dinas) sebesar Rp600 jutaan, tetapi nyaris tidak ada sama sekali alokasi perjalanan dinas untuk kegiatan promosi.
“Katanya sih yang saya baca dipemberitaan segitu (Rp600 juta) anggaran perjalanan dinas di Dispar. Tapi untuk kegiatan promosi sih nihil,” kata Imron yang disapa akrab Boim ini, saat dihubungi via Whats Aap (WA), Minggu (28/2).
Walau kondisinya demikian, Imron mengaku bakal tetap optimis dan mampu menjalankan upaya promosi wisata di Kabupaten Pandeglang. Sebab dia menilai masih banyak cara mempromosikan wisata, meski tak ada anggaran yang mampir ke bidangnya.
“Saya akan tetap melakukan upaya promosi. Ditunjang anggaran ataupun tidak, upaya promosi harus tetap berjalan, meskipun dengan cara berbeda. Dengan situasi seperti ini, paling saya akan memaksimalkan peranan media sosial (Medsos) yang bisa dimanfaatkan secara gratisan,” katanya.
Pihaknya juga merasa terbantu oleh para penggiat Medsos dan media massa yang secara sukarela mempromosikan tempat-tempat wisata.
“Terus terang, kami sangat terbantu dengan hadirnya beberapa penggiat media sosial diberbagai platform seperti facebook, instagram, youtube, twitter dan juga media massa, seperti media cetak maupun online yang secara konsisten terus membantu upaya promosi yang kami lakukan,” imbuhnya
Menurut pandangannya, upaya promosi itu ibarat komunikasi yang berjalan antara calon pembeli dan penjual. Ketika upaya promosi tidak dilakukan, kata dia, maka calon pembeli otomatis akan melirik tempat lain. Oleh karena itu, upaya promosi tidak boleh terhenti agar jalinan komunikasi dengan calon wisatawan tidak terganggu.
“Sehingga kapan pun Covid-19 ini berhenti, calon wisatawan mudah-mudahan sudah punya referensi destinasi mana yang akan mereka kunjungi,” harapnya.
Dimintai pendapatnya tentang anggaran biaya perjalanan dinas, dia enggan berkomentar lebih jauh lagi. Hanya saja ada harapan besar darinya, agar ada perhatian terhadap bidangnya dan dijadikan skala prioritas.
“Saya sih berharap, mudah-mudahan kedepan ada skala prioritas dalam menyusun kegiatan. Kalau memang tahun ini upaya promosi tidak diberikan anggaran, kami akan menerima jika itu memang diprioritaskan untuk penanganan Covid-19,” tandasnya. (nipal/aditya)
Diskusi tentang ini post