SATELITNEWS.ID, TANGSEL–Satgas Covid-19 di RW 02 Kelurahan Serpong, Kecamatan Serpong mendata sekaligus mengimbau bagi pemudik untuk melakukan tes usap. Dari keseluruhan pemudik sedikitnya 50 persen telah kembali dan sudah menunjukan keterangan tes usap.
Hal itu disampaikan Ketua RW 02 Serpong, Abdul Mana. Dia mengungkapkan, hingga saat ini pemudik kembali berdatangan, terbaru ada empat warga dari RT 3 dan 4 RW 02. Keempatnya sudah membawa dan menunjukan hasil tes usap negatif.
“Alhamdulillah kembali data yang masuk per hari ini (kemarin) empat warga yang kembali setelah mudik. Hasilnya negatif dengan surat hasil antigen yang kami terima,” ujarnya.
Pihaknya telah mengintruksikan kepada para RT untuk melakukan imbauan kepada warganya yang mudik. Baik melalui grup WhatsApp atau secara langsung ke lingkungan.
“Kami memerintahkan kepada ketua RT untuk mendatangi warga yang baru datang dari mudik untuk tes dan memang mereka sangat koperatif mau secara inisiatif,”tambah dia.
Dari Satgas Covid 19 di wilayah RW 02, masyarakat bisa memilih tes usap di Polsek Serpong atau Puskesmas. “Ada surat pengantar RT dan RW yang menyatakan bahwa warga tersebut tinggal sesuai alamat. Sehingga tetap mendapatkan pelayanan gratis,” imbuhnya.
Langkah yang ditempuh dalam mendukung penanganan Covid-19 pasca lebaran dilakukan dengan berbagai cara. Bersama Binamas dan Babinsa serta Satgas Covid-19 terlebih di RW 02 dibentuk Kampung Tangguh Jaya, maka secara serius agar wilayah ini tetap berada di zona hijau.
“Pertama kami membuat imbauan di gang masuk bahwa yang mudik harus melakukan swab. Dan kami melakukan pendekatan. Jika tidak kooperatif kami menjelaskan bahwa kesehatan ini penting. Begitu kami share mereka pada menanyakan,” jelasnya.
Layanan tes usap bagi pemudik terus berjalan, belum ada informasi penutupan batas waktu pemudik yang kembali ke Kota Tangsel. Intinya selama ada warga yang tiba dari kampung langsung disarankan untuk dites.
Tentunya meski dari pemerintah ada larangan mudik, faktanya banyak yang mudik dan ini terjadi hampir seluruhnya. Warga yang mudik beralasan ada keluarga yang sakit dan sebagainya. Maka mau tidak mau mereka harus mengurus surat ke lingkungan saat jelang Idul Fitri kemarin.
“Yang pada mudik sebetulnya mereka sudah tahu ada larangan mudik. Kami sebar melalui medsos bahwa tidak boleh mudik, tapi alasan ada keluarga sakit dan lain-lain,” tutup Abdul Manap. (din/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post