SATELITNEWS.ID, JAKARTA—Mayoritas publik setuju program vaksinasi Covid-19 dilakukan. Sebanyak 68,6 persen orang percaya vaksin dapat mencegah diri dari penularan virus corona jenis baru. Sekitar 23.5 persen tidak percaya.
Angka itu merupakan hasil survei nasional Sikap Publik Terhadap Vaksin dan Program Vaksin Pemerintah yang dilaksanakan Lembaga Survey Indonesia (LSI) pada 20 hingga 25 Juni 2021. Hasil survei diumumkan, Minggu (18/7/2021).
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam paparannya menjelaskan mayoritas publik atau 84.9 persen merasa sangat atau setuju dengan program vaksin Covid-19 untuk masyarakat. Sebanyak 68,6 persen percaya vaksin dapat mencegah tertular virus corona sedangkan 23.5 persen tidak percaya.
Sekitar 23.3 persen pernah menyarankan atau mendaftarkan atau mengantar orang lain untuk divaksin Covid-19. Sekitar 82.6 persen warga mengaku belum divaksin. Di antara yang belum divaksin, sekitar 63.6 persen bersedia divaksin. Sedangkan 36.4 persen tidak bersedia.
“Alasan paling banyak mengapa orang tidak bersedia divaksin adalah karena takut dengan efek sampingnya sebanyak 55.5 persen, kemudian karena menilai vaksin tidak efektif sebanyak 25.4 persen dan merasa tidak membutuhkan vaksin karena sehat sebanyak 19 persen,”ungkap Djayadi Hanan.
Hasil survei memperlihatkan 66.5 persen responden merasa sangat atau cukup tahu tentang Covid-19. Dalam enam bulan terakhir, jumlah ini mengalami peningkatan.
Selain itu, 63.7persen, merasa sangat atau cukup yakin bahwa pemerintah akan dapat memenuhi target untuk memvaksin 181.5 juta orang pada tahun 2021. Terdapat sekitar 28.5 persen yang tidak yakin.
Mayoritas, 73.8 persen, merasa sangat atau cukup besar terjadi penyalahgunaan anggaran Negara untuk pengadaan vaksin Covid-19. Sebanyak 50.1 persen merasa sangat/cukup yakin bahwa pemerintah dapat menjamin penggunaan anggaran untuk pengadaan vaksin Covid-19 agar tidak dikorupsi. Namun yang merasa kurang atau sangat tidak yakin juga cukup banyak 41.2 persen.
Sebanyak 68.6 persen responden merasa program vaksin Covid-19 tepat atau cukup tepat sasaran. Terdapat 21.9 persen yang menilai program tersebut tidak tepat sasaran, dan 9.5 persen tidak menjawab.
Masih cukup banyak yang cenderung setuju dengan pernyataan bahwa vaksin sulit diperoleh kebanyakan warga, hanya orang-orang di kota dan kaya yang bisa mendapat vaksin. Namun, kebanyakan warga tidak setuju bahwa kebanyakan vaksin adalah palsu.
Sebanyak 80 persen warga cenderung setuju dengan pemerintah yang memprioritaskan vaksin untuk nakes, lansia, pekerja publik, pedagang pasar, guru/dosen, dan wartawan.
87.3 persen, merasa sangat setuju/setuju dengan program Vaksin Gotong Royong bagi karyawan atau karyawati perusahaan dan keluarganya yang biayanya ditanggung oleh perusahaan tempat penerima vaksin bekerja. 76 persen, tidak bersedia untuk membayar/membeli vaksin corona (Covid-19). Terdapat 23.3 persen yang bersedia membayar.
Mayoritas atau 69.3 persen, sangat yakin dengan keamanan vaksin yang digunakan untuk masyarakat Indonesia. Sekitar 26.5 persen tidak yakin. 69 persen, sangat atau cukup percaya dengan kehalalan vaksin yang digunakan untuk masyarakat Indonesia.
Selain itu sebanyak 95.8 persen merasa virus Corona sangat atau cukup mengancam ekonomi Indonesia dan 92 persen sangat atau cukup mengancam kesehatan warga Indonesia.
Sekitar 40.5 persen yang merasa sangat/cukup besar kemungkinan dirinya tertular virus Covid-19, sedangkan yang merasa cukup/sangat kecil kemungkinannya, 33.6 persen. Sedangkan yang menjawab antara besar dan kecil sekitar 21.6 persen. Mayoritas, 70.9 persen, merasa sangat atau cukup besar kemungkinan kehidupannya menjadi lebih buruk karena pengaruh ekonomi wabah Covid-19. (gatot)