SATELITNEWS.ID, PAKUHAJI—Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kampung Pintu Air, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, mengeluhkan anggaran Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang tidak kunjung cair.
Salah satu warga Kampung Pintu Air, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, yang berinisial S mengatakan, dia merupakan salah satu Keluarga Penerima Manfaat BPNT dan PKH sudah bertahun-tahun tidak kunjung cair. Sementara BPNT sudah tiga bulan hanya cair sembako saja, tidak beserta uangnya.
“Kalau PKH-nya sudah lama, dari anak saya SD kelas 3 sampe SMP kelas 1. Sekitar 3 tahun. Kalau BPNT cair sembakonya, tetapi uangnya tidak,” kata S kepada Satelit News, Selasa (3/8).
Menurutnya, kejadian tersebut sudah sering terjadi dan banyak KPM yang mengeluhkan. Hanya saja para KPM tidak berani untuk buka suara. Pasalnya, ketika para KPM mempertanyakan atau protes, langsung mendapat intimidasi dan ancaman dari pendamping.
“Pada takut, soalnya pernah terjadi protes lalu diancam sama oleh pendamping, katanya bakal dicoret dan dilaporkan polisi. Namanya warga polos, jadi pada takut dan nurut saja dengan pendamping,” terangnya.
Senada, salah satu KPM yang berinisial N juga mengatakan, sudah 6 bulan anggaran PKH-nya tidak kunjung cair. Saat N bertanya kepada pendamping, alasannya belum dicairkan oleh pemerintah.
“Udah ada 6 bulan nggak cair-cair. Saat saya tanya ke pendamping katanya belum dicairkan oleh pemerintah,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator PKH Kabupaten Tangerang, Syafei mengatakan, bahwa banyak faktor yang membuat tidak cairnya PKH. Salah satunya tidak validnya Nomor Induk Kependudukan (NIK). Namun, dia menegaskan akan menindaklanjuti keluhan masyarakat Kampung Pintu Air, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji.
Syafei juga mengatakan, akan memanggil dan menanyakannya kepada pendamping PKH di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji. “Memang ada beberapa faktor kenapa tidak cair. Tetapi ini menjadi laporan baru, kita akan tindak lanjut dan analisa,” tegasnya.
Camat Pakuhaji Asmawi menambahkan, dia baru mengetahui terkait adanya persoalan PKH di Desa Kohod. Pasalnya, tidak ada warga yang melapor. Namun, pihaknya menegaskan akan memanggil pendamping PKH Desa Kohod untuk menindaklanjuti persolan tersebut.
“Saya baru tahu, tapi ini laporan yang penting. Kami akan tindak lanjut, akan kami panggil pendampingnya,” katanya.
Asmawi juga meminta kepada masyarakat untuk berani melapor, apabila terjadi pemotongan atau kejanggalan dalam pencairan BPNT dan PKH. Dia mengaku pernah menelusuri hal tersebut, dan banyak warga yang mendapat intimidasi dari para pendamping ketika melapor persoalan PKH dan BPNT.
“Memang banyak warga yang tidak berani lapor karena takut kepada pendamping. Saya sudah bilang jangan takut jika diancam akan dicoret, karena tidak mudah mencoret KPM,” pungkasnya. (alfian/aditya)
*artikel sudah mengalami perbaikan