SATELITNEWS.ID, SOLEAR—Untuk meningkatkan ekonomi di masa pandemi, ibu-ibu di Perumahan Cikasungka Desa Cikuya Kecamatan Solear melakukan budidaya magot. Kini penghasilan ibu-ibu ini sudah mencapai belasan juta.
Sekretaris Kelompok Budidaya Magot Putri Cikuya, Siti Nurofiqoh (45) mengatakan, budidaya magot sejatinya sangat mudah dan sangat efektif untuk meningkatkan ekonomi. Pihaknya mengaku, melakukan budidaya magot bersama ke 7 temannya. Menurutnya, dalam sehari timnya mampu memproduksi 50 Kg magot.
“Sangat mudah dan angat efektif untuk meningkatkan ekonomi. Apalagi untuk ibu-ibu di rumah. Jelas sangat bermanfaat dan sangat mudah. Dalam satu bulan, kita bisa menghasilkan sebesar Rp11 juta,” kata Siti Nurofiqoh kepada Satelit News, Minggu (28/11).
Lanjut Nurofiqoh, untuk pakan magot sendiri hanya menggunakan sampah organik. Maka dari itu, budidaya magot sangat banyak manfaatnya.
Selain meningkatkan ekonomi dengan budidaya magot, juga bisa membantu Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk mengurangi sampah. “Selain meningkatkan ekonomi, magot juga bisa untuk mengurangi sampah organik,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Magot Putri Cikuya, Siti Nurasiah (44) menambahkan, dia bersama teman-temannya hanya pembudidaya magot secara rumahan saja. “Ini hanya sekala rumahan saja. Untuk skala industri ada lagi, yang tergabung dengan Magot Putra Tangerang. Mereka sudah skala industri, penghasilannya juga bisa mencapai ratusan juta,” katanya.
Lanjut Nurasiah, magot ini sangat digemari oleh para peternak ikan, ayam, dan hewan peliharaan lainnya. Selain dijual dengan bentuk biasa, magot juga dijual dengan cara dikemas. Namun sebelumnya harus dioven dahulu.
“Ada yang dijual dengan cara masih hidup, itu biasanya untuk pakan ternak. Kalau yang dioven dahulu untuk hewan peliharaan, tapi harganya jelas berneda. Kalau dioven dahulu harganya bisa mencapai Rp100 ribu per kilonya. Kalau masih hidup hanya sekitar Rp9.000 saja,” ujarnya. (alfian/aditya)
Diskusi tentang ini post