SATELITNEWS.ID, JAKARTA—Presiden Jokowi meyakini ekspor besi baja Indonesia pada tahun 2022 akan meningkat. Keyakinan itu muncul karena Indonesia memiliki kekayaan sumber daya mineral logam, yang dibutuhkan untuk mendorong transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan.
“Kami kaya akan nikel, bauksit, timah, dan tembaga. Kami memastikan akan menyuplai cukup bahan-bahan tersebut untuk kebutuhan dunia,” kata Jokowi dalam acara pembukaan B20 Inception Meeting, Jumat (28/1).
Namun, Jokowi memastikan, suplai tersebut bukan dalam bentuk bahan mentah. Melainkan dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi, yang bernilai tambah tinggi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menjelaskan, hilirisasi nikel yang telah dilakukan Indonesia sejak 2015, sudah memberikan dampak. Tidak hanya dalam penciptaan lapangan kerja, tetapi juga dalam sisi ekspor maupun neraca perdagangan Indonesia.
Nilai ekspor Indonesia kini mencapai 230 miliar dolar AS, dengan kontribusi tertinggi dari besi baja.
Ekspor besi baja pada tahun 2021, mencapai 20,9 miliar dllar AS. Meningkat dari sebelumnya hanya 1,1 miliar dolar AS di tahun 2014.
“Tahun 2022 ini, saya kira bisa mencapai 28-30 miliar dolar AS. Setelah nikel, kita akan mendorong investasi di sektor bauksit, tembaga, dan timah. Kebijakan kami tentang mekanisme transisi energi dari fossil fuel ke energi baru terbarukan, juga akan menjamin kepastian investasi,” papar Jokowi.
“Di Jawa dan Sumatra, kita mendorong early retirement Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ke energi baru terbarukan, seperti geotermal dan solar panel. Kita juga akan membuka partisipasi di sektor swasta untuk berinvestasi di transisi energi ini,” imbuhnya. (gatot)