SATELITNEWS.ID, JAKARTA—Mantan Pramugari Garuda Indonesia Siwi Widi Purwanti mengembalikan uang Rp 647,85 juta ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Uang itu diduga terkait dengan dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang dilakukan Pejabat pada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Wawan Ridwan.
“Dari informasi yang kami terima, saksi Siwi Widi, saat ini telah mengembalikan seluruh uang yang diduga dinikmatinya sebagaimana uraian surat dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) terkait dengan perkara yang sedang tahap pemeriksaan di persidangan ini,” ujar Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri lewat pesan singkat, Rabu (2/2).
Komisi antirasuah mengapresiasi sikap kooperatif Siwi. Namun, pengembalian uang itu tidak akan mempengaruhi pemanggilan dirinya dalam persidangan Wawan.
“Untuk menjadi lebih jelas dan terangnya perbuatan terdakwa (Wawan), tentu kami berharap saksi juga akan kooperatif hadir ketika keterangannya dibutuhkan di hadapan majelis hakim,” imbaunya dikutip dari rm.id.
Sebelumnya, jaksa menyebut, Wawan dan anaknya membelanjakan uang suap dari para wajib pajak untuk membeli tanah, mobil, hingga jam tangan mewah. Juga, mengalirkan uang ke sejumlah pihak. Salah satunya, Siwi Widi Purwanti sebesar Rp 647 juta.
“Mentransfer sebanyak 21 kali kepada Siwi Widi Purwanti selaku teman dekat Muhammad Farsha Kautsar sejumlah Rp 647.850.000,” ungkap Jaksa KPK M Asri Irwan saat membacakan surat dakwaan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (26/1).
Selain ke Siwi, anak Wawan juga mentransfer uang ke sejumlah teman-temannya. Ada yang ditransfer ke Adinda Rana Fauziah sejumlah Rp 39.186.927. Lalu, Bimo Edwinanto sejumlah Rp 296 juta selaku teman kuliahnya.
“Juga, beberapa kali transfer kepada Dian Nurcahyo Dwi Purnomo dan keluarganya untuk kepentingan rencana usaha Wawan Ridwan dan M Farsha Kautsar sejumlah Rp 509.180.000,” tutur Jaksa Asri.
Siapakah Siwi Widi? Menurut Jaksa Asri, dia adalah mantan pramugari Garuda Indonesia. “Mantan,” jawabnya, usai sidang.
Karena terkait dengan aliran duit suap, Jaksa Asri memastikan Siwi akan dipanggil. “Saksi yang dipanggil banyak, ada sekitar berapa puluh,” bebernya. (gatot)