SATELITNEWS.ID, LEBAK—Penyaluran program sembako atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) periode Januari-Maret 2022 akan dicairkan bulan Februari ini. Kendati demikian, ada syarat yang harus ditempuh oleh keluarga penerima manfaat (KPM) yakni minimal sudah melakukan vaksinasi dosis kedua. Jika belum, maka bantuan dari pemerintah itu akan ditunda.
Dalam rangka percepatan penyaluran kepada KPM sesuai arahan Presiden, maka penyalurannya akan dilakukan lewat PT Pos Indonesia dalam bentuk tunai. Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menginstruksikan kepada seluruh camat untuk menunda pencairan bantuan sosial (bansos) untuk penerima yang belum melakukan vaksinasi Covid-19 dosis kedua.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Lebak Eka Darmana Putra mengatakan, bantuan sosial (bansos) BPNT tunai akan mulai dicairkan pada Selasa 22 Februari 2022. “Untuk tahap pertama sekitar 59 ribu KPM lebih dari total KPM berdasarkan data akhir tahun 2021 sebanyak 145.771 KPM se-Kabupaten Lebak,” kata Eka, Senin (21/02/2022).
Karena bansos yang akan diterima untuk periode Januari-Maret berupa tunai, Eka mengimbau kepada masyarakat penerima bantuan agar menggunakan uang tersebut untuk membeli berbagai kebutuhan bahan pokok. “Manfaatkan bantuan itu dengan sebaik-baiknya terutama untuk membeli bahan-bahan pangan pokok,” harap Eka.
Terkait itu, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menginstruksikan kepada seluruh camat untuk mendukung kelancaran penyaluran BPNT dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes). “Selain itu intruksinya juga untuk menunda KPM yang belum dilakukan vaksin dosi kedua,” imbuhnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak, cakupan vaksinasi dosis kedua masyarakat usia 18-60 tahun masih rendah yakni 44 persen. “Cakupannya 44,71 persen. Sedangkan untuk cakupan kelompok lansia juga masih 35,02 persen,” kata Kasi Imunisasi, Surveilans dan Krisis Dinkes Lebak, Tb Mulyawan.
Sebenarnya kata Mulyawan, dosis kedua sudah bisa diberikan ke beberapa anak-anak usia 6-11 tahun. Namun saat ini, Dinkes masih fokus untuk cakupan dosis satu. “Sudah sebenarnya sudah ada anak-anak yang bisa vaksin dosis dua, tapi kami masih fokus memenuhi cakupan dosis pertamanya,” ujar Mulyawan.
Ada beberapa faktor yang jadi penyebab vaksinasi dosis kedua masih rendah. Salah satunya karena tenaga kesehatan yang saat ini harus berbagai, tidak hanya melakukan vaksinasi tetapi juga melakukan tracing kontak erat seiring dengan peningkatan kasus Covid-19.
“Belum lagi banyak tenaga medis di puskesmas-puskesmas yang terpapar sehingga mereka harus beristirahat beberapa hari,” sebut Mulyawan. Persoalan lain masih rendahnya dosis kedua karena masyarakat yang sudah merasa bahwa vaksin dosis pertama sudah cukup, jadi dosis kedua tak perlu lagi diikuti.
“Justru vaksin yang kita terima harus lengkap agar sistem ketahanan tubuh terhadap virus semakin kuat. Kita berharap nih dengan kebijakan vaksin kedua dalam pencairan bansos bisa meningkatkan cakupan kita,” katanya.(mulyana)