SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Usaha masyarakat untuk sekadar memperoleh 2 liter minyak goreng murah bukan perkara mudah. Butuh kesabaran dan perjuangan agar salah satu bahan kebutuhan pokok yang ‘paling dicari’ ini bisa didapat.
Seperti yang dilakukan warga Kelurahan Cimone, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang bernama Novi Amiriyah ini. Dia terpaksa mengajak dua bayi kembarnya yang berusia 10 bulan ikut antre membeli minyak goreng di kantor Kecamatan Karawaci. Satu bayi digendong di sebelah kiri, sementara bayi lainnya digendong di sebelah kanan. Beruntung sinar matahari saat itu relatif bersahabat sehingga kedua buah hatinya tidak rewel.
Selain itu, petugas yang berjaga nampak cukup sigap membantu sehingga ibu rumah tangga itu tidak lama berdiri dan diberi tempat duduk. Tak cuma itu, petugas pun akhirnya memprioritaskannya. “Saya cuma mau beli minyak goreng,” ujarnya ketika ditanya wartawab. Novi mengatakan, sengaja mengajak si kembar lantaran di rumah tidak ada yang menjaga. “Suami kebetulan kerja, selain itu saya nggak punya keluarga di Tangerang,” jelasnya.
Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Kota Tangerang Suli Rosadi mengimbau masyarakat Kota Tangerang tidak perlu panik dan terpancing dalam membeli kebutuhan pokok, termasuk minyak goreng. Sebab, pembelian secara panik atau panic buying justru akan memicu tidak kondusifnya ketersediaan dan harga komoditas bahan pokok. “Biasa saja seperti hari-hari yang sudah-sudah. Jangan khawatir kehabisan minyak, karena stok masih banyak. Malah kepanikan inilah yang justru menyebabkan minyak jadi hilang,” terangnya.
Pimpinan Bulog Cabang Tangerang Nolly Dessyanty menjelaskan, ketersediaan minyak goreng sebetulnya tergantung pada para distributor atau pemasoknya. “Yang ada di Bulog saat ini hampir semuanya untuk kegiatan kabupaten/kota. Tapi saat ini dengan adanya relaksasi (harga pasar-red) kita lihat minyak goreng banyak beredar di pasaran. Jadi kalau untuk stok kita aman,” jelasnya. Untuk harga Bulog minyak goreng yang dijual masih harga Rp 14 ribu dengan kuota 12.200 liter.
Sementara ketika dimintai pendapatnya mengapa minyak goreng muncul lagi ketika harga dilepas ke pasar, Nolly menjelaskan berdasarkan pengamatannya, sebetulnya minyak goreng memang tidak langka. “Nah, kalau misalnya di pasaran dengan adanya relaksasi itu minyak kembalii banyak, ya sepertinya mereka semuanya melepas ya, karena kan masih banyak yang waktu beli pada awal itu harga lama,” terangnya. (made)