SATELITNEWS.ID,LEBAK—Jembatan Ciberang di Kampung Muhara, Desa Ciladaeun, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak diresmikan Gubernur Banten Wahidin Halim, Senin (28/3). Jembatan sepanjang 80 meter dengan lebar 7 meter itu diklaim tahan gempa serta mampu bertahan selama 50 tahun.
Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan banjir bandang yang terjadi pada akhir tahun 2019 lalu membuat Jembatan Ciberang lama putus terbawa arus banjir. Setelah itu dia langsung memanggil Kepala Dinas PUPR agar menghitung besaran biaya yang dibutuhkan untuk kembali membangun jembatan tersebut. Ternyata cukup besar biayanya karena mencapai Rp160 miliar.
“Semua pihak kala itu sedang fokus kepada penanganan, sosialisasi dan penyuluhan serta vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat. Kemudian di saat yang bersamaan, terjadi pula bencana yang harus juga mendapat perhatian yang prioritas dari Pemprov Banten,” jelasnya.
Gubernur menegaskan, tidak ada pilihan lagi selain Pemprov Banten harus hadir untuk membangun kembali jembatan itu, mengingat keberadaan Jembatan Ciberang sangat penting dalam menunjang aktivitas warga.
Meskipun, tambah Gubernur, masyarakat mengaku sudah siap secara sukarela membangun kembali Jembatan Ciberang yang terputus itu. Pemprov Banten sangat menghargai kepedulian masyarakat yang begitu tinggi.
“Karena saya ingin jembatan yang akan dibuat itu bertahan lama, tahan gempa. Bukan jembatan asal-asalan,” ungkapnya.
Untuk itu, Gubernur WH bertekad membangun jembatan Ciberang dilakukan oleh Pemprov Banten. Dirinya kemudian perintahkan kepada Kadis PUPR untuk secepat mungkin dilakukan pembangunan, jangan lama-lama.
“Alhamdulillah hari ini selesai. Kekuatannya ini untuk 50 tahun dan tahan terhadap gempa. Kalau sebelum 50 tahun sudah jebol, saya akan protes,” tegasnya.
Kepala Dinas PUPR Provinsi Banten Arlan Marzan mengatakan, proses pembangunan jembatan Ciberang ini banyak tantangannya. Terlebih, pelaksanaan pembangunan itu dilakukan di tengah masa Pandemi Covid-19 dengan berbagai kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat.
Selain itu, akses menuju lokasi pembangunan yang cukup sulit juga menjadikan proses pembangunan jembatan itu sedikit terhambat, selain ada faktor cuaca yang kerap berubah-ubah.
Arlan menjelaskan, secara teknis bentang jembatan Ciberang sepanjang 80 meter dengan lebar 7 meter. Jenis kontruksi yang digunakan jembatan dengan menggunakan baja pelengkung, dengan rancangan desain oleh Asosiasi Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Provinsi Banten hasil partisipasi masyarakat yang dilaksanakan oleh Pemprov Banten.
Dibandingkan dengan jembatan yang lama, jembatan ini dibangun membentang sepanjang 80 meter tanpa menggunakan pilar penyangga di tengahnya. Hal itu untuk mengamankan struktur jembatan jika terjadi kembali banjir bandang di sungai Ciberang.
Pemprov Banten selama periode 2017-2022 telah menganggarkan kurang lebih Rp250 miliar untuk pembangunan dan rehabilitasi jalan Cipanas-Warung Banten. “Pada tahun 2022 ini Pemprov Banten juga menganggarkan sebesar Rp35 miliar dalam rangka penyelesaian target kondisi jalan 100 persen mantap,” pungkasnya. (gatot)