SATELITNEWS.ID,TANGERANG—Bersyukur adakalanya mudah diucapkan namun sulit dilakukan. Kemampuan setiap manusia mensyukuri nikmat yang diterima pun berbeda-beda.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Tangerang Dadan Gandana mengaku belajar tentang rasa syukur dari orang-orang berkekurangan yang dia temui. Orang-orang miskin maupun tidak terpelajar yang dia temui memperlihatkan kepadanya hakikat syukur yang sesungguhnya.
Pelajaran tentang rasa syukur itu dia resapi ketika masih menjadi Camat Kelapa Dua pada tahun 2012 lalu. Dadan awalnya rutin berkeliling ke tengah-tengah lingkungan masyarakat tanpa menggunakan seragam pegawai negeri.
Saat berkeliling wilayah Kelapa Dua, Dadan mengaku sering bertemu dengan orang-orang yang dikategorikan tidak mampu. Dia selalu berdiskusi dan berbincang-bincang dengan masyarakat tersebut.
Menurut Dadan, warga yang dia temui terlihat serba kekurangan. Bahkan mereka tidak tahu besok harus makan apa. Satu-satunya harapan mereka adalah bergantung kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Namun kata Dadan, orang-orang tersebut tidak sedikitpun mengeluh dalam mencari rejeki. Melihat hal itu dia pun tertegun.
“Dulu waktu saya jadi Camat, pas tahun 2012 kan sering berkeliling nemuin masyarakat. Waktu itu saya bertemu dengan orang kurang mampu, padahal mereka itu serba kekurangan, tapi mereka tetap yakin gitu dengan Allah. Bahwa apapun yang diusahakan dengan sungguh-sungguh dan dibareng doa maka akan Allah kabulkan,”katanya.
Selain kekurangan rejeki, tidak sedikit masyarakat yang kurang mampu juga memiliki kekurangan fisik dan pendidikannya rendah. Namun tidak menyurutkan mereka untuk bersyukur kepada Allah Swt.
Dadan mengaku pernah merasa malu melihat orang-orang yang serba kekurangan namun keyakinannya tetap kuat. Di sisi lain, dia yang memiliki ekonomi dan pendidikan lebih baik serta umur pun lebih produktif justru belum mempunyai keimanan yang lebih baik.
“Rasa tergantung mereka kepada sang pencipta kadang membuat saya merasa malu. Saya terkadang menyombongkan dengan kemampuan saya, dengan usaha saya, dengan segala yang kita bisa, sementara ada orang yang tidak memiliki kemampuan seperti kita, tetapi masih tetap diberikan oleh Allah, ” katanya.
Kepasrahan itu pulalah yang membawanya berhasil menemukan solusi dalam masalah hidupnya. Pada tahun 2013, Dadan merasakan permasalahan yang sangat berat ketika anaknya divonis penyakit yang berbahaya.
Anaknya itu sudah berobat kemana saja namun tidak bisa disembuhkan. Bahkan kala itu dirinya harus berangkat kerja dari RS. Lalu, setelah pulang bekerja kembali ke RS untuk menemui anaknya.
Ketika itu Dadan sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk menyembuhkan penyakit anaknya. Namun, dirinya selalu teringat bahwa Allah selalu ada untuk umatnya. Dia juga mengingat masyarakat yang tidak mampu masih terus percaya kepada Allah Swt. Sehingga setelah dirinya berupaya keras mengobati anaknya, Dadan pun berpasrah diri kepada Allah SWT.
“Setelah berpasrah diri, akhirnya doa saya dijawab oleh Allah. Saya dipertemukan salah satu teman dan memberikan saran untuk anak saya. Setelah saya lakukan Alhamdulillah anak saya akhirnya sembuh,”katanya.
Dari situ, Dadan merasa Allah itu akan selalu membantu umatnya dalam kesusahan. Sehingga dirinya pun merasa harus lebih bersyukur lagi, dan meningkatkan kembali rasa keimanannya kepada Allah Swt. Menurut Dadan, di bulan Ramadhan 1443 H ini, manusia harus mengurangi ego dan meningkatkan keimanan.
“Di bulan puasa ini, kita harus kurangi ego, tingkatkan keimanan, jalankan perintah Allah, dan yang penting, kita harus yakin bahwa Allah itu akan selalu ada,”pungkasnya. (alfian)