SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG–Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Pandeglang, Taufik Hidayat menegaskan, penyakit Tuberkolusis (TBC) adalah masalah serius yang harus ditangani, bukan hanya tingkat daerah, bahkan Indonesia berada diurutan ketiga setelah India dan China yang memiliki kasus terbanyak TBC.
Atas kondisi itu, ia berharap agar desa yang tersebar di Kabupaten Pandeglang, terbebas dari TBC. Maka dari itu ia menekankan, supaya Pemerintahan Desa segera melakukan langkah konkrit, koordinasi tingkat Kecamatan hingga ke lapisan masyarakat, agar mengantisipasi TBC, serta sosialisasi kesehatan.
“Jika menemukan kasus TBC, pihak desa segera koordinasikan dengan para Camat dan Bidan Desa. Agar segera ditindaklanjuti. Dengan begitu kita semua, dapat melakukan pencegahan agar tak meluas penyakit TBC tersebut,” kata Taufik, Kamis (7/4/2022).
Ia menilai, TBC itu masalah serius sebab penularannya hampir menyerupai Covid-19. Oleh sebab itu, hasil dari rapat koordinasi beberapa pekan lalu, harus tersosialisasikan kepada masyarakat agar desa bebas dari TBC.
“Kumpulkan para kader posyandu, sampaikan kepada wali murid sehingga semuanya bisa tau. Jika ditemui kasus, koordinasi dengan nakes (tenaga kesehatan) di Desa yang akan mengarahkan harus kemana alurnya,” harapnya.
Terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang, Eniyati mengatakan, Pemeritah telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 tahun 2021, yang mengamanatkan Kementerian Desa PDT untuk mendukung upaya penanggulangan TBC, sebagai basis kebijakan. Agar Pemerintah Desa, sebagai bagian dari partisipasi Pemerintah Daerah.
“Peraturan tersebut telah ditindaklanjuti oleh keputusan Bupati Pandeglang nomor 443/kep.371 Huk/2021, tentang lokasi pembinaan desa dan kelurahan bebas tuberkolosis dan bebas jentik aides,” klaimnya.
Ditambahkan Eniyati, jika penyakit TBC adalah penyakit menahun dan penularannya hampir sama dengan Covid-19 melalui droplet.
“Perjalanan menahun, penularam sama melalui droplet. Tapi kalau TB Paru, dapat disembuhkan yang penting terkoordinasi. Tidak bisa berobat sekali dua kali, perlu waktu panjang. Harus konsisten jangan bosen, pengobatannya gratis disediakan di tiap Puskesmas,” imbuhnya. (nipal)