SATELITNEWS.ID,TANGERANG—Hasil survei Indikator Politik Indonesia memperlihatkan kepuasan masyarakat terhadap kinerja Wakil Presiden Ma’ruf Amin terus mengalami penurunan. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyampaikan, tingkat kepusan terhadap kinerja Wapres Ma’ruf Amin kini hanya 45,2 persen.
“Pak Jokowi masih ada 60 persen yang puas. Sementara pak Kyai Maruf itu hanya 45,2 persen yang sangat puas atau cukup puas. Di bawah 50 persen,” kata Burhanuddin saat memaparkan hasil survei bertajuk Evaluasi Publik atas Kinerja Pemerintah, Prospek Partai Politik dan Calon Presiden 2024 secara virtual, Selasa (26/4).
Burhanuddin menjelaskan, pada Februari 2022 lalu tingkat kepuasan terhadap Wapres Ma’ruf Amin di atas 50 persen, tidak jauh berbeda dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Sama dengan pak Jokowi, saat itu yang puas di bulan Februari 71 persen,” ucap Burhanuddin.
Dia mengungkapkan, alasan anjloknya tingkat kepuasan masyarakat terhadap Wapres Ma’ruf Amin karena dinilai lebih banyak di belakang layar. Menurutnya, lebih banyak Presiden Jokowi tampil di depan masyarakat dibanding Wapres Ma’ruf Amin.
“Jadi memang kalau kita lihat kan memang figur pak kyai maruf ini lebih low profile. Beliau lebih banyak di belakang layar,”ungkapnya.
Burhanudin menambahkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengalami penurunan yang cukup tajam. Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah pada April berada pada angka 59,9 persen. Bila dibandingkan dengan Januari 2022, saat itu sebesar 75,3 persen.
“Yang puas atau sangat puas (dengan kinerja Presiden Jokowi) kalau kita totalkan 59,9 persen, yang kurang puas 38,6 persen. Jadi lebih banyak yang puas,” kata Burhanuddin.
Ia mengatakan, kepuasan publik berada pada angka yang tinggi pada Januari 2022 lalu karena mengingat waktu itu pemerintah berhasil menangani pandemi Covid-19.
“Saat itu (Januari 2022) inflasi belum terjadi. Minyak goreng masih relatif bisa dipenuhi. Dan jangan lupa masyarakat saat itu happy dengan kinerja pemerintahan menangani kasus pandemi, varian Delta,” katanya.
Survei Indikator Politik ini dilakukan dengan wawancara secara tatap muka pada 14-19 April 2022 terhadap 1.220 responden yang dipilih secara acak bertingkat atau multistage random sampling. Responden merupakan warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih dalam Pemilu.
Dari jumlah sampel 1.220 orang, margin of error atau toleransi kesalahan sebesar +- 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh provinsi di Indonesia.
Survei dilakukan setelah demo mahasiswa menolak penundaan pemilu dan penetapan tersangka kasus minyak goreng oleh Kejaksaan Agung. Burhanuddin Muhtadi menilai survei dinamis dan dapat berubah-ubah dengan kondisi ekonomi hingga politik. Burhanuddin mengatakan penurunan tingkat kepuasan Presiden Jokowi juga berimbas kepada elektabilitas PDIP yang turun pada April 2022.
“Kita ada pola, ketika approval Presiden Jokowi turun, itu yang paling terdampak biasanya adalah PDIP, dan datanya demikian. Jadi PDIP, di bulan April meski pun masih unggul, itu mendapatkan 23,7% turun dibanding sebelumnya 26,8%,” kata Burhanuddin.
Dari sisi pencapresan, survei Indikator Politik Indonesia memperlihatkan Menteri BUMN Erick Thohir makin layak diperhitungkan. Elektabilitas Erick kini makin moncer.
“Dalam simulasi 19 nama, elektabilitas Erick Thohir sudah menyamai Sandiaga Uno di angka 2,4 persen,” kata Burhanuddin.
“Ini adalah sesuatu yang baru. Sebab, dalam simulasi 19 nama pada Februari lalu, elektabilitas Erick masih 1,3 persen,” imbuhnya.
Dengan elektabilitas 1,3 persen pada Februari lalu, Erick masih berada di belakang Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (2,6 persen) dan Menteri Sosial Tri Rismaharini (2 persen).
Kini, posisinya berbalik. Erick unggul atas Khofifah dan Risma, yang masing-masing mengantongi angka elektabilitas 1,9 dan 1,3 persen.
Tren kenaikan elektabilitas ini bukanlah yang pertama bagi Erick. Februari lalu, elektabilitas Erick juga meningkat dibanding Desember 2021.
Burhan menilai, ada banyak faktor yang memicu kenaikan elektabilitas Erick. Salah satunya, adalah kinerja sebagai Menteri BUMN, yang juga semakin kinclong.
Saat ini, dalam riset terbaru Indikator, Erick bercokol di peringkat empat menteri yang paling baik kinerjanya dengan angka 6,5. Beda tipis dari Sandiaga S Uno, yang mengantongi angka 6,3. Mengungguli Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim (4,6), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (3,8), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (2,6), Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (1,8), Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono (1,3) dalam daftar 10 besar menteri berkinerja paling baik.
Catatan apik tentang Erick lainnya dalam riset terbaru Indikator adalah tingginya tingkat kesukaan dan pengenalan masyarakat terhadap mantan bos Inter Milan itu. Tingkat kesukaan masyarakat terhadap Erick saat ini ada di angka 75,9 persen. Sedangkan tingkat pengenalannya, mencapai 53,6 persen.
“Erick punya kans besar masuk dalam bursa Calon Presiden atau Wakil Presiden. Dari berbagai simulasi, namanya selalu masuk,” jelas Burhan dikutip dari rm.id.
Tak kalah penting, Erick juga sangat berpotensi menjadi penentu kemenangan. Karena elektabilitasnya mampu mendongkrak pasangannya, saat ia diposisikan sebagai Calon Wakil Presiden.
“Peluang ini sangat besar. Erick bisa menjadi penentu peta kontestgasi menuju Pilpres 2024,” tegas Burhan. (gatot)