SATELITNEWS.ID, LEBAK—Rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak memasang stiker di rumah-rumah warga yang memiliki anak stunting menuai reaksi negatif. Ketidaksetujuan itu salah satunya disampaikan oleh pengurus Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lebak. Labelisasi itu dinilai justru bisa membuat keluarga merasa minder, bahkan yang lebih dikhawatirkan berujung perundungan atau bullying pada si anak.
Pemasangan stiker sejatinya bertujuan agar tenaga kesehatan di tingkat desa bisa lebih fokus dalam penanganan kondisi pada anak akibat kekurangan gizi, hal ini menurut Ketua LPA Lebak Oman Rohmawan cukup bagus. Namun, ia lebih mengkhawatirkan dampaknya.
“Justru dipasang stiker malah membuka privasi kondisi anak penderita stunting. Bagi anak yang belum bisa baca mungkin enggak ada masalah, tapi anak yang sudah bisa, mereka akan nanya stunting tuh apa, dan ini yang khawatir bisa berujung bullying,” kata Oman, Selasa (21/06/2022).
“Pasang stiker tujuannya biar warga ikut membantu tetangganya yang stunting, memang bagus lingkungan ikut membantu, terus dari pemerintahnya apa? Kalau cuma pasang stiker, lucu, apa subtansinya?” timpal Oman.
Intinya Oman khawatir, pemasangan stiker di rumah anak stunting justru akan membuat keluarga merasa minder. Seharusnya kata Oman, penanganan stunting oleh pemerintah dilakukan dengan program-program yang konkret, seperti kegiatan penambahan gizi dan tambahan makanan lainnya.
“Harusnya dengan program yang nyata, bagaimana pemerintah meningkatkan asupan gizi mereka dengan makanan tambahan pada anak dan ibu hamil, termasuk memaksimalkan upaya pencegahannya. Bukan dengan masang stiker di rumah,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemkab Lebak akan memprioritaskan layanan khusus kepada anak yang menderita stunting di layanan kesehatan. Kebijakan itu, kata Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak, Budi Santoso, sebagai upaya untuk memaksimalkan dalam penurunan penyakit akibat kurangnya asupan gizi tersebut. (mulyana)