SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Pemerintah Kota Tangerang cukup khawatir akan realisasi pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun anggaran 2022. Ini lantaran melihat situasi ekonomi global yang tak menentu ditambah pandemi Covid-19 yang juga belum berkesudahan.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah pun tak begitu optimis. “Tahun 2022 malah hmm.., ini agak berat PAD-nya sekarang, kita sendiri nggak tahu, ini dampak resesi global ditambah masalah-masalah eksternal, khususnya di luar negeri,” akunya seraya menarik nafas panjang saat ditemui SatelitNews.Id, usai rapat Paripurna DPRD Pengesahan Pertanggunjawaban Penggunaan APBD TA 2021 di Gedung Puspem Kota Tangerang, Rabu (27/07/2022).
Tak hanya itu, ia juga menyebut prediksi dana moneter internasional (IMF) terkait pertumbuhan ekonomi nasional pun terkoreksi dari target 4-5 persen menurun. “Karenanya sekarang kita berusaha terus,” ujarnya. Namun begitu dia mengaku tidak begitu hapal terkait target capaian PAD tahun ini. “Kemarin sudah rapat sama TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) tapi saya nggak hapal angkanya. Tanya Pak Tatang (Kepala BPKD Kota Tangerang, Tatang Sutisna- red),” ujarnya.
Untuk diketahui, besaran anggaran penemerimaan daerah yang bersumber pada pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2021 adalah Rp 1,8 triliun. Ada pun pendapatan transfer dari pemerintah pusat dan pemprov sebesar Rp 2,1 triliun, dan lain-lain pendapatan yang sah berasal dari hibah dana BOS sebesar 162,9 miliar. Sedangkan dari sisi pembiayaan, penerimaan pembiayaan daerah dianggarkan Rp 589,4 miliar. Ada pun realisasi penerimaan pendapatan daerah yaitu Rp 4,2 triliun atau 101,07 persen, meningkat dari target penerimaan realisasi; yang terdiri dari PAD sebesar Rp 1,8 lebih atau 102, 75 dari target.
Pendapatan transfer sebesar Rp 2,1 triliun atau 99,74 persen dari target. Lain-lain pendapatan yang sah sebesar 163,19 miliar, atau 100,14 persen dari target. Untuk belanja daerah dianggarkan Rp 4,7 triliun dan dialokasi untuk antara lain; belanja operasi dianggarkan sebesar Rp 3,9 triliun, belanja modal sebesar Rp 667, 32 miliar dan belanja tidak terduga (BTT) sebesar Rp 171 miliar.
Dari anggaran tersebut realisasi belanja daerah sebesar Rp 4,1 triliun atau sebesar 86,76 persen yang terdiri dari belanja operasional sebesar Rp 3,4 triliun atau 88,93 persen, belanja modal sebesar Rp 555 miliar atau 83,17 persen dan belanja tidak terduga sebesar Rp 87, 27 miliar atau 51, 01 persen. Ada pun transfer daerah untuk tahun 2021 tidak dianggarkan. (made)