SATELITNEWS, TANGERANG—Masa pensiun membuat seseorang memiliki banyak waktu luang. Sebab, kegiatan bekerja rutin yang biasa dilakukan sudah selesai. Berbagai aktivitas pun dilakukan untuk mengisi waktu.
Seperti yang dilakukan oleh warga Kelurahan Sudimara Jaya, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Muhamad Yasin. Mantan pegawai Puslitbangtek Migas Lemigas Cilacap ini punya cara sendiri menghabiskan masa pensiunnya. Yasin memilih untuk beternak lobster air tawar di rumahnya. Sudah dua tahun sejak dia pensiun pada 2020 lalu menekuni budidaya lobster ini.
“Awalnya saya browsing – browsing ya di internet. Saya cari budidaya apa yang mudah. Dapat lah lobster air tawar. Karena untuk isi waktu pensiun kan,” ujar pria 62 tahun ini. Menurut Yasin, untuk pemula memang terlihat sulit. Namun, kalau sudah mengetahui cara budidaya yang benar akan mudah saja. “Awalnya saya dapat dari temen kan indukannya. Ada banyak saya taro aja di aquarium karena memang tidak tau. Tapi paginya hilang semua, mereka (lobster) bisa manjat,” kata Yasin.
Setelah itu, Yasin mencoba kembali budidaya lagi. Dia membeli indukan lobster air tawar 5 betina dan 3 jantan berjenis Red Claw. Lobster itu kemudian dia letakkan di wadah yang sudah disediakan. “Untuk tempatnya juga harus diperhatikan. Harus ada tempat dia berlindung kasih aja paralon. Disana untuk tempat kawin,” katanya. Oksigen juga harus diperhatikan. Kata Yasin, setiap wadah harus ada pompa Oksigennya. “Airnya minimal 10 cm ya. Karena kalau dalem mereka akan sulit cari Oksigen. Karena ini kan binatang permukaan,” tuturnya.
Aquarium untuk lobster air tawar dapat dibuat dengan panjang 1 meter, lebar 0,5 meter, dan tinggi 0,4 meter. Sedangkan untuk wadah yang lebih besar bisa dengan bak yang disemen dengan kedalaman air maksimal 30 centimeter.
Dia mengatakan, apabila lobster betina itu sudah bertelur baiknya dipisahkan dengan yang jantan. Sebab, kalau tidak dikhawatirkan telur akan dimakan oleh lobster betina. Jangka waktu dari telur hingga menetas menjadi bibit lobster sekitar dua bulan. Setelah menetas kata Yasin dipindahkan lagi ke wadah lainnya.
“Nah untuk bisa dikonsumsi kita tunggu 6 bulan lagi. Jadi membutuhkan waktu 8 bulanan. Setiap lobster itu betelur hingga ratusan,” ucapnya. Kalau sudah panen ukurannya tubuhnya sekira 10 sampai 17 cm. Menurut Yasin, persentase hidup lobster dari bibir hingga dapat dikonsumsi mencapai 90 persen. Tergantung kiat pembudidayaannya.
Dia menuturkan budidaya lobster air tawar tak sulit. Sebab, lobster ini memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Hanya saja dia tak kuat dengan amoniak. Dari pakannya saja pun tak sikut. Hanya diberi pelet saja secukupnya pada pagi dan malam. “Satu lobster itu paling lima butir pelet makannya. Saya suka kasih makan tambahan seperti kacang hijau rebus. Jangan banyak-banyak karena akan menimbulkan amoniak, bisa mati lobsternya,” kata Yasin.
Yasin mengatakan untuk saat ini budidaya lobster air tawar memang baru sekadar hobi saja. Biasanya kalau panen dikonsumsi sendiri atau diberikan ke sanak saudara. “Insya Allah nanti ke depan sih rencananya mau bikin lebih besar. Saya kan punya lahan ya di Tenjo,” kata dia.
Budidaya lobster air tawar ini kata dia sebenarnya menggiurkan. Sebab harga per kilonya cukup mahal. Berkisar Rp 300 ribu – Rp 1 juta. Tergantung jenisnya. “Kalau Red Claw ini sekitar Rp 300 ribu per Kg. Kalau yang jenis mutiara sejutaan,” katanya. Yasin juga berencana menerapkan budidaya lobster ini ke masyarakat sekitar. (irfan)