SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG – Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Pandeglang, berunjukrasa di halaman gedung DPRD Pandeglang, Senin (15/8/2022).
Dalam aksinya, mahasiswa mendesak fraksi Gerindra, Golkar, PKB dan PPP, yang menolak pengadaan sepeda listrik RT/RW agar konsisten.
Begitu juga Fraksi PKS, Demokrat, PDIP, Nasdem-Perindo, dan, PAN-PB agar mengkaji ulang persetujuannya terhadap program tersebut.
Ketua GMNI Pandeglang, Tubagus Muhamad Afandi mengatakan, 4 fraksi yang menolak program sepeda listrik harus konsisten dengan keputusannya.
“Perwakilan rakyat yang kemarin tidak setuju harus konsisten dengan apa yang diucapkannya (tolak sepeda listrik),” kata Afandi, disela-sela aksi, Senin (15/8/2022).
Selain itu, ia juga mendesak 5 fraksi yang setuju dengan program tersebut agar mengkaji ulang kembali keputusannya tersebut. Baiknya ujar dia, lebih mementingkan skla prioritas sesuai RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah).
“Begitu pula yang setuju harus mengkaji kembali. Dan kami pun mengharapkan 50 anggota DPRD Pandeglang untuk sama-sama menolak anggaran Rp38 miliar tersebut,” harapnya.
Sementara, alasan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Pandeglang menyatakan sikap kekeuh sepakat bersama Demokrat, PDIP, Nasdem-Perindo, dan, PAN-PBB dengan usulan program pemberian sepeda listrik RT/RW yang dicanangkan Bupati Pandeglang.
Dinilai pihak Fraksi PKS, bahwa program itu bentuk penghargaan bagi RT/RW sebagai pelayan masyarakat.
Sekretaris Fraksi PKS DPRD Pandeglang, Dede Sumantri mengatakan, fraksinya menyetujui adanya program pemberian sepeda listrik untuk RT/RW karena program itu untuk menujang kinerja RT/RW.
“Niat baik Pemerintah Daerah (Pemda) Pandeglang dalam menumbuhkan semangat RT/RW dalam melakukan mobilitas di lapangan dengan memberikan apresiasi ini menjadi dasar kami untuk mendukung program Bupati Pandeglang,” kata Dede.
Dia menilai, program itu bagian dari apersiasi dan penghargaan terhadap RT/RW yang selama ini sudah mengabdikan diri untuk melayani masyarakat.
“Bupati menghadirkan program pembinaan rt rw ini sebagai bentuk apresiasi atau penghargaan atas pengorbanan yg dilakukan RT/RW selama ini. Dan juga diharapakan menjadi penyemangat bagi para RT/RW dalam bertugas,” tambahnya.
Dijelaskannya, bahwa gagasan program pembinaan RT/RW yang di luncurkan Bupati itu sebenarnya variatif atau bukan hanya sebatas membelikan sepeda listrik saja.
“Progam Bupati untuk RT/RW itu variatif yakni, mulai dari kenaikan insentif, bantuan alat komunikasi sampai dengan sepeda listrik. Sehingga dalam realisasinya nanti masih bisa berubah,” ungkapnya.
Makanya saat ini katanya lagi, program itu masuk terlebih dahulu di kebijakan umum anggaran.
“Yang penting kodifikasi penggaran pembinaan RT/RW tersebut bisa masuk terlebih dahulu di kebijakan umum anggaran dan selanjutnya nanti akan di bahas di APBD 2023,” pungkasnya.
Dia juga mengklaim, walau ada program tersebut, tetap Bupati Pandeglang lebih memfokuskan program Jalan Kabupaten Mantap Betul (Jakamantul).
“Komitmen Bupati Pandeglang untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur melalui program Jakamantul terus berlanjut dan terus berupaya menuntaskan sampai dengan masa akhir tugasnya,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Video seorang RT Kampung Ciakar, Desa Rancapinang, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, yang sedang ditanya bakal dibelikan sepeda listrik oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang, viral di media sosial (Medsos) baik Facebook, WhatsApp (WA) dan lainnya.
Di video yang diunggah salah satu akun facebook, dengan nama akun Haji Bojes, terlihat seorang RT tetap kekeuh menolak pembelian sepeda listrik tersebut. Video itu tayang 1.187 kali itu telah dikomentari sebanyak 22 komentar dan satu kali dibagikan.
Dalam video itu ia mengaku, bernama Kurdi. Ia menilai, sepeda listrik yang bakal dibelikan itu tidak ada gunanya. Bahkan ia lebih menginginkan, dibelikan handphone saja.
“Sepeda listrik teu aya gunaan lah, teu efektif. Lamun bisa aya penggantina atawa tuker jeung handphone. Jadi cocok keneh HP (sepeda listrik tidak ada gunanya dan tak efektif, kalau bisa diganti saja atau tuker dengan handphone. Jadi lebih cocok handphone),” kata Kurdi, dalam videonya yang beredar di Medsos. (nipal)