SATELITNEWS.ID, SERANG – Pemerintah Kecamatan Waringinkurung, menyusun sejarah Maqbarah Buyut Nyimas Carik, yang berlokasi di Desa Sukabares. Tujuannya, agar sejarah bibi dari Sultan Maulana Hasanudin Banten tersebut, bisa diakui khalayak umum.
Camat Waringinkurung, Warnerry Poetry menyatakan, di wilayahnya terdapat beberapa potensi yang perlu dilestarikan, salah satunya adalah wisata religi Buyut Nyimas Carik.
Kata Warnerry, Buyut Nyimas Carik ini merupakan salah satu tokoh yang menyebarkan agama Islam di Banten. Namun keberadaanya sekarang ini belum tercatat di sejarah.
“Jadi sekarang ini kami bersama tokoh masyarakat, Kepala Desa dan Dinas mulai menginventarisasi terkait dengan sejarah yang berkembang di masyarakat,” kata Warnerry, saat ditemui usai menggelar Focus Grup Discussion, Kamis (8/9/2022).
Warnerry menargetkan, sampai akhir tahun ini catatan sejarah Nyimas Carik bisa selesai.
Sehingga pada tahun 2023, bisa segera melaunching buku sejarahnya. “Kita bentuk tim khusus, kita juga dipandu oleh cagar budaya, Dinas Pariwisata dan Dinas Arsip,” tuturnya.
Warnerry mengungkapkan, hingga sekarang makam Buyut Nyimas Carik banyak dikunjungi oleh masyarakat yang hendak melaksanakan ziarah. Mereka datang pada momen tertentu dari berbagai daerah.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Serang, Ratu Julmi mengaku, sangat menyambut baik dengan adanya penyusunan naskah sejarah Buyut Nyimas Carik.
Karena selama ini, tidak ada catatan sejarahnya, melainkan hanya dari mulut ke mulut.
“Setiap lebaran disini ramai sekali, dengan diangkat destinasi wisata religi ini saya sangat bangga sekali, apalagi saya sebagai pribumi,” ujarnya.
Seorang tokoh masyarakat setempat, Ustadz Ahmad Supiandi menceritakan, Nyimas Carik ini merupakan bibi dari Sultan Maulana Hasanudin Banten. Nyimas Carik datang ke Banten sebelum kerajaan Sultan Banten berdiri.
“Jadi sebelum Sultan Hasanudin dikirim untuk mensyiarkan agama Islam ke Banten, Nyimas Carik terlebih dahulu, sekitar tahun 1.400,” ujarnya. (sidik)