SATELITNEWS.ID, TANGERANG–Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Tangerang menyatakan akan terus melakukan aksi unjuk rasa hingga pemerintah kembali menurunkan harga BBM.
Diketahui, bahwa Pemerintah Indonesia secara resmi telah menaikan harga BBM pada Sabtu (3/9) lalu. Dengan rincian, Pertalite awalnya Rp 7,650/liter menjadi Rp 10.000/liter, Solar awalnya Rp 5,150/liter menjadi Rp 6,800/liter, dan Pertamax awalnya RP 12,500 menjadi Rp 14,500/liter.
Ketua GMNI Kabupaten Tangerang, Endang Kurnia mengatakan, bahwa mahasiswa di seluruh Indonesia khususnya Kabupaten Tangerang menolak keras keputusan Pemerintah yang menaikkan harga BBM.
Hal itu dikarenakan, dampak dari kenaikan harga BBM jelas mencekik rakyat kecil. Karena, kenaikan BBM memiliki dampak yang sangat luar biasa bagi perekonomian masyarakat yang saat ini sedang mencoba pulih dari Pandemi Covid19.
“Kami menolak keras atas kenaikan BBM. Karena itu sangat menyusahkan masyarakat, khususnya masyarakat kecil. Kenaikan BBM akan berdampak bagi seluruh masyarakat, baik yang memiliki kendaraan ataupun tidak,” tegas Endang Kurnia kepada Satelit News, Jumat (10/9).
Meski Pemerintah Pusat telah mengeluarkan bantuan langsung tunai (BLT) untuk masyarakat kecil yang terkena dampak kenaikan BBM. Namun, menurut Endang bantuan tersebut bukanlah solusi tepat untuk masyarakat kecil.
“BLT bukanlah solusi. Karena imbas kenaikan harga BBM akan meluas pada kenaikan kebutuhan pokok lainnya,” ucap Endang.
Senada, Wakil Ketua GMNI Cabang Kabupaten Tangerang Bidang Agitasi dan Propaganda, Yuga Ananda menambahkan, kenaikan harga BBM akan menimbulkan gejolak sosial dan ekonomi rakyat kecil. Bahkan, dirinya menegaskan bahwa Mahasiswa tidak akan tinggal diam, dan akan terus melakukan aksi unjuk rasa apabila Pemerintah Pusat tidak mau menurunkan harga BBM.
“Kebijakan menaikkan harga BBM adalah kebijakan yang tidak populis di tengah efek pandemi yang belum usai. Jangan hipnotis rakyat dengan BLT yang hanya bersifat sementara, padahal dampak kenaikan BBM akan berdampak selamanya, ” katanya.
Belum lagi, kata Kurnia, penyaluran-penyaluran bansos yang selalu diwarnai dengan tindakan korupsi. Seperti halnya bantuan Covid-19 yang banyak disunat oleh para oknum.
“Belum lagi kita berkaca pada bantuan Covid-19 yang banyak sekali tindakan korupsinya,” katanya.
Lebih lanjut, pemuda asal Cisoka Kabupaten Tangerang ini menegaskan, mahasiswa akan selalu berada di garda terdepan menyuarakan aspirasi rakyat. Dan, pihaknya berjanji akan kembali melakukan aksi unjuk rasa dengan jumlah masa yang lebih besar, untuk menolak kenaikan BBM.
“Sebagi agent of change dan social of control, kami mahasiswa akan selalu bersama-sama rakyat. Kemarin pada Kamis kita telah unjuk rasa. Nanti kita akan kembali aksi dengan jumlah masa yang lebih besar,” imbuhnya. (alfian)