SATELITNEWS.ID, SERPONG— Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi beberapa waktu lalu, berpotensi menyebabkan terjadinya efek domino terhadap kenaikan harga pada sejumlah komoditi di pasaran.
Dengan demikian, dikhawatirkan pula jika inflasi turut menyertainya. Untuk mencegah hal tersebut, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Tangsel punya solusinya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tangsel, Yepi Suherman mengatakan, solusinya adalah dengan menjaga ketahanan pangan bagi masyarakat.
“Sifatnya jangka panjang. Kita akan ada program untuk lebih memanfaatkan lahan-lahan yang ada di Tangsel. Baik itu lahan fasos fasum, pekarangan masyarakat, dan lahan yang tidak profit yang dimiliki oleh pengembang atau instansi lembaga lain yang bisa dipakai, dikelola masyarakat,” ujar Yepi.
Program tersebut pun, kata Yepi, bakal menjadi andalan bagi Pemkot Tangsel. Program tersebut, bertajuk “RW Mantap”.
“RW Mantap, singkatannya adalah RW mandiri ketahanan pangan,” imbuhnya.
Yepi menerangkan bahwa program ini, akan membuat masing-masing RW di setiap kelurahan dapat mandiri dengan memanfaatkan lahan yang ada, khususnya di perumahan masing-masing.
“Tapi sebagai awal, hanya mengusung satu kelurahan satu RW dulu saja. Nanti di tanah tersebut kita akan kembangkan diversifikasi (penganekaragaman) usaha pertanian jadi berbagai macam, ada multikulturalnya, ada buah-buahannya, ada perikanannya,” paparnya.
Sehingga minimal, lanjut Yepi, setiap RW tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri di wilayah tersebut.
Yepi menyebut, nantinya setiap RW tersebut akan diberikan bibit berbagai macam varian sayur, ikan, dan buah untuk dibudidayakan.
“Minimal buat konsumsi ada atau terpenuhi. Untuk sayuran macam-macam, bisa terong, bisa kangkung, cabai, bawang merah, termasuk mungkin pengganti karbohidrat nanti, seperti ubi, singkong. Untuk buah, kita arahnya ke anggur. Karena kita juga ingin mewujudkan Tangsel sebagai kota penghasil anggur. Kemudian untuk ikan, kita hanya dua jenis ikan tawar, nila dan lele,” paparnya.
Program ini, kata Yepi, rencananya ditargetkan mulai berjalan pada awal 2023 mendatang.
“Kita targetnya itu 2023, kita start. Ngikutin aja jalannya APBD kita. Dalam program tersebut kita akan menggunakan dana pemberdayaan masyarakat yang ada di kelurahan. Jadi untuk pengisian sarana prasarananya dari kelurahan dan nanti dari DKP3 sifatnya hanya pendampingan, untuk membuat juklak juknisnya. Kita sebagai supporting,” tuturnya.
Ia berharap agar program ini dapat menjadi jawaban bagi masyarakat untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan meski sejumlah harga komoditi mulai ikut naik, seiring kenaikan harga BBM.
“Harapannya agar masyarakat meskipun bukan latar belakang pertanian kita mencoba memaksimalkan gimana mau menanam untuk minimal menjaga ketahanan pangan di rumah,” pungkasnya. (irm/bnn/gatot)