SATELITNEWS COM, SERANG – Angka kasus stunting di Kota Serang, terus mengalami peningkatan. Padahal Walikota Serang mengklaim, penanganannya sudah maksimal, termasuk melibatkan seluruh OPD.
Berdasarkan hasil analisa pakar, penambahan kasus itu masih banyak ditemukan di dua wilayah, Kecamatan Kasemen dan Taktakan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Serang, Anthon Gunawan mengatakan, pada tahun ini jumlah angka stunting di Kota Serang mencapai 2111 kasus.
Meskipun pada tahun lalu angkanya, juga mencapai sekitar 2.000, tapi lebihnya tidak banyak.
“Faktor utama peningkatan kasus stunting itu, diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang kumuh, sanitasi air bersih yang tidak ada sampai pola asupan makanan yang kurang bergizi,” kata Anthon.
Dikatakan Anthon, beberapa waktu lalu pihaknya melakukan monitoring ke salah satu kampung di Kelurahan Cilowong, Kecamatan Taktakan.
Kondisi di sana untuk kebutuhan air bersih saja masih sangat minim. Bahkan warga sekitar harus beli, jika ingin pasokan air bersih.
“Sedangkan untuk yang di Kecamatan Kasemen, memang kondisi sanitasinya yang masih buruk, ditambah dengan kondisi lingkungan yang kumuh,” ujarnya.
Selain kasus stuntingnya yang tinggi, kasus keluarga yang berpotensi beresiko stunting juga lebih tinggi lagi. Berdasarkan hasil analisa pakar yang sudah diekspos, angkanya mencapai 8.406 keluarga.
“Untuk mengurai permasalahan stunting itu harus dilakukan dari hukum, tidak bisa hanya pada penderitanya saja. Maka dari itu, ada dua pendekatan yang harus dilakukan bersama-sama dengan OPD lainnya,” katanya.
Dua pendekatan itu yakni, pendekatan sensitif dan non sensitif. Pendekatan sensitif bisa dilakukan langsung oleh dinas terkait, misalnya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang. Sedangkan pendekatan yang non sensitif dilakukan oleh Dinas lainnya seperti PU atau Perkim untuk pembangunan penyediaan air bersih.
“Kemudian mereka juga harus dipastikan mempunyai kartu JKN, agar bisa lebih mudah berobat. Ini kan bisa dilakukan oleh dinas terkait lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, Walikota Serang Syafruddin mengklaim, Pemkot Serang sudah sejak beberapa tahun lalu serius menangani kasus stunting. Namun terhadap hasil temuan pakar itu, dirinya berharap bisa menjadi saya dorong seluruh OPD untuk lebih giat lagi bekerja, termasuk dirinya.
“Kita juga sudah punya SK terkait percepatan penanganan stunting, yang merupakan tindak lanjut dari Perpres tentang itu pada tahun 2021 lalu,” ucapnya.
Syafruddin melanjutkan, berbagai upaya dan inovasi akan dilakukan dalam rangka penanganan stunting itu, termasuk juga pendamping terhadap pasangan sejak pra nikah sampa mempunyai balita usia dua tahun.
“Kita akan berikan edukasi kepada mereka pentingnya pola hidup sehat dan juga asupan makanan yang bergizi. Termasuk ketika akan menikah juga faktor usia harus diperhatikan, jangan terlalu dini. Itu sudah kita koordinasikan dengan pihak Kemenag Kota,” jelasnya. (mg2)