SATELITNEWS.COM, SERANG–Provinsi Banten masih mengandalkan pasokan bahan pangan dari luar daerah, seperti beras dan cabai. Bahkan, meskipun sejumlah daerah di Banten melakukan panen raya Cabai, namun untuk memenuhi pasokan masih dibutuhkan pasokan dari luar daerah. Terlebih, ada beberapa titik tanaman cabai mengalami gagal panen, akibat dari cuaca buruk.
Sedangkan untuk beras, baru akan melakukan panen raya pada bulan Maret 2023 nanti. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan pasokan di pasaran, Pemprov Banten meminta agar Bulog bisa segera menggelontorkan stok beras impor dari Pemerintah Pusat.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten, Babar Suharso mengatakan, saat ini harga beras di pasaran sudah di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni, mencapai lebih dari Rp10.000/liter, padahal batas angka tertinggi itu hanya Rp9.450/liter.
“Jadi andalan kita saat ini, dari beras impor itu. Makanya, saya sering inten berkomunikasi dengan Bulog. Termasuk, kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota,” kata Babar, Selasa (24/1/2023).
Meski demikian, angka inflasi di Provinsi Banten secara umum year on year (YoY) menduduki posisi lima besar terendah Nasional sebesar 4,56 persen, di bawah rata-rata nasional. Dalam setiap kesempatan, Mendagri Tito Karnavian, selalu mengingatkan kepada seluruh Gubernur dan Walikota/Bupati agar serius menangani kenaikan harga kebutuhan pokok, terutama beras dan cabai. Sebab kedua komoditas itu, meskipun kenaikannya kecil namun sangat berdampak pada kenaikan inflasi.
Babar melanjutkan, untuk menjaga stabiliitas harga dan pasokan itu, dirinya meminta BUMD PT Agrobisnis Banten Mandiri (ABM) untuk berperan aktif dalam pengendalian dan pasokan kedua komoditas di atas. Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan komunikasi dengan beberapa daerah untuk mendapatkan suplay Cabai.
“Seperti dengan Kabupaten Garut, Cianjur dan Majalengka, kita sudah melakukan komunikasi untuk bantuan suplay Cabai dan Bawang,” ujarnya.
Hal serupa, juga dikatakan Direktur Utama (Dirut) PT ABM Saiful Wijaya. Saiful mengakui, jika stok komoditas Cabai di Banten cukup terbatas, sehingga untuk menjaga stabilitas pasokan itu pihaknya mengambil dari luar daerah. Namun karena BUMD, maka kita menjualnya dengan harga di bawah pasaran.
“Itu sesuai dengan arahan dari pak Gubernur agar kita terlibat langsung dalam penanganan Inflasi,” tandasnya.
Untuk menekan angka inflasi dari dua komoditas itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Provinsi Banten, Aan Muawanah, secara rutin melakukan pemantauan harga-harga 18 kebutuhan pokok setiap harinya. Pantauan itu dilakukan setiap hari untuk mengetahui harga rata-rata di pasaran.
Diungkapkan Aan, pada tahun 2022 ada 15 komoditas pangan yang dipantau secara inten. Namun pada tahun 2023 ini terdapat penambahan komoditas pangan yang kita pantau menjadi 18.
Ke 18 komoditas pangan itu yakni beras premium, medium, kedelai biji kering, bawang merah, putih bonggol, cabai merah kriting, cabai rawit merah, daging sapi murni, daging ayam ras. Kemudian telor ayam ras, gula konsumsi, minyak goreng kemasan sederhana, tepung terigu, minyak goreng curah, jagung, ikan kembung, tongkol dan bandeng.
“Ikan-ikanan itu, sebelumnya tidak masuk pada komoditas pemantauan, tapi sekarang masuk. Semua itu kita pantau tidak hanya di tingkat pasar, tetapi juga di pedagang eceran, grosir dan produsen,” ucapnya.
Aan juga memastikan, ketersediaan pangan di Provinsi Banten yang mencapai 2.353,9 ton akan mulai disalurkan pada bulan Februari dan Maret dalam rangka penanggulangan kemiskinan ekstrim. “Jadi sebanyak 2.353,9 ton di kurangi 214,19 yang tidak dikeluarkan. Maka sekitar 2.139,71 akan dikeluarkan sebagai langkah kita dalam penanganan inflasi serta kebutuhan pangan yang tak terduga,” tambahnya.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten M Agus Tauchid, memastikan menjelang bulan Ramadhan nanti ketersediaan beberapa komoditas di atas bisa aman terkendali, mengingat untuk beras para petani akan melakukan panen raya sekitar bulan Maret 2023 nanti.
“Bahkan ada sebagian yang sudah melakukan panen,” imbuhnya.
Untuk mengatasi kelangkaan itu, lanjut Agus, salah satu yang akan dilakukan yaitu pola tanam-panen untuk komoditi cabai dan bawang. Gerakan itu merupakan salah satu hal yang menjadi prioritas Pemprov Banten saat ini. Itu menjadi prioritas.
Selanjutnya untuk panen padi, kata Agus Tauchid, dibeberapa daerah Provinsi Banten telah mendekati masa panen. Bahkan terdapat daerah yang sudah memasuki masa panen.
“Kemarin juga kita melakukan kunjungan ke Kecamatan Pontang dan itu saat ini sudah mulai memasuki masa panen,” pungkasnya. (mg2)
Diskusi tentang ini post