SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Hari Raya Idul Fitri tahun ini akan jatuh pada bulan April. Meski masih dua bulan lagi, persiapan untuk menyambut hari raya tersebut sudah dimulai.
Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengungkapkan, hasil evaluasi dari layanan Angkutan Lebaran 2022 dan Layanan Nataru 2023 kemarin, terdapat 3 hal pelajaran yang menjadi fokus. Pertama, terdapat kondisi cuaca ekstrem di beberapa lintasan, sehingga terjadi penutupan layanan penyeberangan pada periode waktu tertentu. Kedua, masih terdapat praktik calo yang terjadi sehingga perlu dilakukan evaluasi dan tindak lanjut untuk mengatasi hal tersebut. Ketiga, tentang keselamatan dan keamanan pelayanan angkutan penyeberangan.
“Terjadinya kecelakaan kendaraan pada saat pemuatan di atas kapal angkutan penyeberangan termasuk jatuhnya kendaraan ODOL perlu menjadi perhatian. Atas kejadian ini, perlu dilakukan koordinasi dengan stakeholders terkait serta peningkatan pemahaman SOP oleh operator kapal sebagai tindak lanjut pencegahan agar tidak terjadi kembali,” ujar Shelvy di Jakarta, Minggu (19/2).
Manajemen ASDP pun telah menyiapkan inisiatif dan strategi untuk mendukung kelancaran layanan pada periode Angkutan Lebaran 2023 yang akan terlaksana kurang lebih 2 bulan mendatang.
Beberapa inisiatif strategi yang disiapkan, penyiapan Buffer Zone di KM 97 Tol Arah Merak. berdasarkan rapat dengan Pemprov Banten, terdapat beberapa potensi pengembangan lahan untuk buffer zone di luar area pelabuhan. Antara lain penyediaan lahan di KM 89 dan KM 97, serta perluasan titik buffer zone di KM 68.
Beberapa fungsi rest area sebagai pendukung angkutan penyeberangan adalah menjadi buffer zone sebagai area untuk screening muatan bahan berbahaya. Juga, screening tiket pengguna jasa yang akan menyeberang agar sesuai dengan jadwal serta menjamin aspek safety terkait dengan ketepatan data manifes.
Selanjutnya, pelebaran dan penataan Bahu Jalan Cikuasa bawah dan atas. Lalu, penambahan satu dermaga eksekutif untuk melayani angkutan dominan penumpang saat peak Season, relokasi stasium kereta api Merak, rencana penambahan dermaga di area sekitar Pelabuhan Merak dan Bakauheni.
Kemudian, penyiapan dermaga di luar Pelabuhan Merak dan Bakauheni (Ciwandan dan Panjang), penambahan kapasitas daya tampung pelabuhan untuk kelancaran trafik di Pelabuhan Merak.
Serta, sosialisasi massif tentang penggunaan tiket online untuk menghindari antrean di pelabuhan sehingga yang belum beli tiket online tidak langsung masuk ke Pelabuhan.
“ASDP secara terus-menerus mengingatkan pengguna jasa agar melakukan reservasi tiket Angkutan Lebaran 2023 lebih awal secara mandiri melalui Aplikasi dan Web Ferizy agar perjalanan terasa lancar, aman, nyaman, dan selamat,” ujar Shelvy.
ASDP menerapkan pembelian tiket kapal penyeberangan ferry dalam dua skema. Pertama, pembelian tiket online yang dapat dilakukan H-60 sebelum keberangkatan melalui web reservation di www.ferizy.com, aplikasi di Android dan IOS, dan gerai retail seperti Alfamart, Indomaret, Agen BRILink, dan lainnya.
Sementara, pembayaran tiketnya dapat dilakukan melalui cara transfer antarbank, e-wallet, gerai retail, internet banking, dan lainnya. Pembelian tiket melalui Ferizy, berlaku untuk layanan penyeberangan di empat pelabuhan utama. Yakni Merak, Bakauheni, Ketapang, dan Gilimanuk dikarenakan sudah tidak ada penjualan tiket di pelabuhan.
Pengguna jasa yang telah membeli tiket untuk mengatur waktu di hari H agar tidak terlambat dan melakukan check in 2 jam sebelumnya. Tiket akan expired jika melewati waktu jadwal masuk pelabuhan. Apabila tiba di pelabuhan belum bertiket, maka kendaraan akan diputar balik keluar pelabuhan.
“Jangan lupa saat membeli tiket via online. Pastikan mengisi daftar penumpang dalam kendaraan secara tepat dan lengkap, termasuk data kendaraannya. Ini penting terkait hak asuransi setiap penumpang dan memperlancar proses perjalanan,” tuturnya.
Kedua, pembelian tiket non online yang dilakukan langsung di pelabuhan penyeberangan. Saat ini terdapat di 25 pelabuhan ASDP dan 11 pelabuhan non ASDP.
Di mana pembayaran tiketnya dilakukan non tunai melalui transfer antarbank, e-wallet, gerai retail, internet banking, kartu debit, dan lainnya.
Pada Rabu (15/2) lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR menyampaikan bahwa evaluasi penyelenggaraan Angkutan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 menjadi modal penting bagi Pemerintah dalam upaya melancarkan penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2023 mendatang.
Menhub menjelaskan, pada Angkutan Nataru kemarin, terjadi lonjakan pergerakan penumpang dan kendaraan yang cukup signifikan, dikarenakan telah dicabutnya kebijakan PPKM. Tercatat, kenaikannya mencapai 73,33 persen atau sebesar 5,3 juta penumpang angkutan umum jika dibandingkan Angkutan Nataru 2021/2022.
Adapun kenaikan penumpang tertinggi terjadi di moda kereta api sebesar 168,32 persen, diikuti moda jalan (80,39 persen), moda udara (63,7 persen), moda penyeberangan (49,92 persen), dan moda laut (29,05 persen).
Selama penyelenggaraan Angkutan Nataru kemarin terdapat sejumlah kejadian menonjol yang disebabkan oleh cuaca ekstrem. Seperti misalnya, pelayanan angkutan penyeberangan di Merak-Bakauheni diberhentikan sementara oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) selaku otoritas pelabuhan, yang sempat menyebabkan antrian kendaraan.
Kemudian, insiden jatuhnya kendaraan dari kapal di Pelabuhan Merak. Komisi V DPR RI juga meminta BMKG dan Basarnas untuk meningkatkan diseminasi peringatan dini kepada masyarakat terhadap potensi terjadinya bencana akibat cuaca ekstrem dan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam penanganan bencana.
Meminta Korlantas Polri untuk meningkatkan pengawasan dan koordinasi dengan stakeholder terkait dalam penerapan larangan dan penegakkan hukum terhadap kendaraan Over Dimension Over Load (ODOL) yang melintas di jalan umum. (rm)
Diskusi tentang ini post