SATELITNEWS.ID, SERANG–Kepala Desa (Kades) Ciomas, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Yani Mulyani mengaku, telah menyiapkan rumah isolasi di desanya yang diperuntukkan bagi pemudik. Hal itu dilakukan, selain untuk mengantisipasi adanya pemudik yang terpapar Covid-19, juga sebagai ruang isolasi bagi penderita Covid-19.
Katanya, warga Desanya yang bekerja di zona merah seperti Jakarta, Tangerang dan Bekasi, jumlahnya mencapai diatas 1.000 orang, dan kebanyakan mereka berdagang. Mereka-pun banyak yang baru pulang.
“Kita khawatir, ketika pertengahan Maret ada 500 orang yang pulang, otomatis Orang Dalam Pemantauan (ODP). Kita arahkan singgah disini (rumah isolasi,red), sebelum ke rumah masing – masing. Setelah itu kita kasih penjelasan, terus dilihat perkembangan secara fisik. Karena waktu itu kita belum punya rapid test, kita suruh isolasi mandiri. Tapi Alhamdulillah, enggak ada kasus yang positif,” ungkap Yani, Rabu (6/5).
Menurutnya, di rumah isolasi tersebut ada dua kamar yang bisa digunakan lengkap dengan peralatan tidurnya. Rumah tersebut milik keluarganya, yang dipinjam untuk menanggulangi Covid-19. Sejauh ini, masyarakat-pun sangat mendukung keberadaan rumah isolasi tersebut.
Bahkan secara berkala, warga melakukan penyemprotan disinfektan seminggu dua kali. “Per hari 5 orang jadwal piket, dari relawan desa (jaga di rumah isolasi),” tandasnya.
Untuk memastikan masyarakat yang pulang mudik mau diisolasi, ia terus memberikan pemahaman kepada mereka. “Kalau butuh tempat isolasi mandiri, kita siapkan tempat, fasilitas dan makannya juga kita siapkan. Isolasi 14 hari. Tapi sampai detik ini, belum terpakai. Mereka masih bisa isolasi mandiri di rumah,” ujarnya.
Sementara, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengapresiasi Desa Ciomas, yang sudah membentuk rumah isolasi mandiri. Namun demikian, pihaknya masih harus terus mendorong agar semua Desa memiliki rumah isolasi.
“Memang masih harus didorong. Karena dari 326 Desa, baru 23 Desa yang sudah ada rumah isolasi Covid-19. Saya perintahkan kalau tidak ada tempat, tinggal bisa gunakan sekolah, madrasah, PAUD, atau fasilitas umum, yang penting ada,” ungkap Tatu.
Apalagi tambahnya, saat ini sudah mendekati lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1441 H. Ia memprediksi, akan ada banyak masyarakat dari luar kota yang sudah tidak bekerja, pulang ke Kabupaten Serang. “Mereka harus masuk protokol Covid-19, 14 hari diisolasi dan dipantau Puskesmas,” tegasnya.
Disinggung terkait jumlah rumah isolasi yang harus dibangun tiap Desa, ia menyerahkan semuanya kepada Kepala Desa (Kades). Sebab menurutnya, Kades bisa mengukur berapa kebutuhannya. “Jangan sampai ketika datang atau banyak pemudik, malah kebingungan. Pak/Bu Kades bisa inventarisir masyarakat yang kerja di luar kota berapa. Dari jumlah itu, mereka siapkan berapanya. Kades lebih tahu, karena dari tiap desa ada yang kerja di Jakarta,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post