SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG–Tanggul penahan sedimentasi Sungai Cilemer, di Desa Bojongmanik, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, ambruk tahun 2022 lalu. Sayangnya, hingga kini tak ada tanda – tanda perbaikan atau penanganan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten.
Akibat kondisi itu, membuat warga yang pemukimannya berada di bantaran sungai, ketakutan. Hingga harus rela meninggalkan rumah mereka. Hal itu dikarenakan, khawatir rumah mereka tergerus longsoran.
Bahkan, beberapa rumah warga yang saat ini kondisinya memprihatinkan dan nyaris runtuh, pasca tanggul tersebut ambruk.
Seorang warga Sindangresmi, Adi mengatakan, bangunan tanggul yang ambruk tahun 2022 lalu sampai sekarang belum ada penanganan dari Pemerintah.
Padahal kata dia, masyarakat yang rumahnya terkena dampak tanggul ambruk itu, sudah takut dan tidak tenang. Karena, khawatir rumah-rumah penduduk juga ikut ambruk.
“Belum ada tanda-tanda penanganan. Padahal masyarakat di dekat lokasi tanggul sudah tidak tenang dan takut menempati rumahnya. Karena khawatir tanahnya longsor, soalnya tidak ada penahan dari sungai,” kata Adi, Minggu (12/3/2023).
Bahkan kata Adi, saat kejadian tanggul ambruk, bukan hanya sebatas membuat puluhan rumah warga mengkhawatirkan, tapi ada beberapa rumah warga yang ikut ambruk juga dan rusak parah.
“Padahal kondisinya membahayakan, dan sudah ada korban rumah ambruk. Namun, anehnya sampai sekarang belum juga ada penanganan. Baik bangunan tanggulnya, maupun rumah-rumah warga yang rusak akibat longsoran itu,” tandasnya.
Kepala Desa (Kades) Bojongmanik, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, Sukri membenarkan, jika tanggul penahan sedimentasi Sungai Cilemer di wilayahnya belum ditangani. Namun, informasi yang didapatnya penanganan akan dilakukan Pemprov Banten di bulan 4 tahun 2023.
“Sejauh ini belum ditangani. Tapi informasinya, bulan 4 nanti,” kata Sukri.
Saat ditanya bagaimana kondisi warga yang rumahnya rusak akibat terdampak tanggul ambruk, Kades mengaku, para korban terdampak baru sebatas mendapatkan bantuan sembako saja.
“Korban terdampak baru dapat bantuan sembako. Sementara untuk bantuan perbaikan rumah, belum ada,” ujarnya. (nipal)
Diskusi tentang ini post