SATELITNEWS.COM, CILEGON— PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) meraaih pendapatan bersih sepanjang 2022 sebesar 2. 385 juta dolar AS atau setara (Rp 35,7 triliun).
Direktur Sumber Daya Manusia & Urusan Korporat Chandra Asri Suryandi menuturkan, tahun 2022 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri petrokimia.
Menurutnya, kondisi makro ekonomi global dan arus perdagangan dipengaruhi oleh gangguan supply and demand yang belum pernah diperkirakan sebelumnya, mengingat juga lockdown di China yang berkepanjangan, inflasi dengan suku bunga yang meningkat pesat, serta perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.
“Selain itu, harga minyak yang tinggi, dan permintaan produk yang rendah, menyebabkan marjin industri petrokimia tergerus,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (1/4).
Suryandi menyebut, terlepas dari kondisi pasar yang sangat menantang, Perseroan berhasil mencapai titik impas secara tunai dengan Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization (EBITDA) positif sebesar 5,3 juta dolar AS yang merupakan kinerja yang jauh lebih kuat daripada peers di industri yang sama.
Sementara itu, untuk mengatasi volatilitas yang sedang berlangsung, Perseroan terus mempertahankan kebijakan keuangan dengan prinsip kehati-hatian, serta mempertahankan posisi neraca yang kuat, dengan liquidity pool sebesar 2.673,9 juta dolar AS.
Liquidity pool ini terdiri dari 1.404 juta dolar AS kas dan setara kas, 876,4 juta dolar AS surat berharga, dan sebesar 393,5 juta dolar AS fasilitas committed revolving credit yang masih tersedia untuk dapat digunakan.
Ditegaskan Suryandi, Chandra Asri juga tetap fokus untuk melakukan pengembangan bisnis salah satunya dengan merampungkan proses akuisisi saham PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL) sebesar 70 persen dan PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI) sebesar 49 persen, yakni dua anak usaha PT Krakatau Sarana Infrastruktur (PT KSI) milik PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dengan nilai total sebesar Rp 3,24 triliun.
Langkah ekspansi ini, sambungnya, untuk semakin meningkatkan fundamental model bisnis Chandra Asri dan membuka banyak sinergi yang menarik yang memungkinkan diversifikasi dan perluasan basis pendapatan Perseroan menjadi aset utilitas infrastruktur, dan memperkuat kemampuan strategis Chandra Asri di pasar inti Perseroan.
Aksi korporasi ini juga dilakukan untuk memanfaatkan utilitas sebagai penunjang proses operasional, teknis dan keuangan sekaligus sebagai pengembangan kompleks Chandra Asri kedua berskala global (CAP2) ke depan.
“Sebagai mitra pertumbuhan, aksi Ini sepenuhnya sejalan dengan rencana ekspansi yang telah kami siapkan untuk CAP2 agar terus dapat berkembang guna melayani pelanggan kami di pasar domestik yang menarik,” yakinnya.
Perseroan juga tengah bertransisi menuju industri hijau sebagai bagian dari upaya Perseroan dalam mengimplementasikan peta jalan gas rumah kaca (GRK) dan mendukung komitmen pemerintah terhadap keberlanjutan lingkungan.
Suryandi mengatakan, Perseroan telah mengembangkan masterplan untuk ESG dengan peta jalan GRK dan ekonomi sirkular yang diimplementasikan dalam setiap operasional Perusahaan.
“Komitmen ini diperkuat pada saat Chandra Asri meraih peringkat Top 1 (satu) Persentil teratas di antara peer industri dari Sustainalytics, lembaga pemeringkatan dan penelitian ESG global,” pungkas Suryadi. (rm)
Diskusi tentang ini post