SATELITNEWS.COM, SERANG–Pemprov Banten menyasar kalangan santri di Pondok Pesantren (Ponpes), dalam pengembangan ekonomi dari sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Para santri dilibatkan dalam berbagai pelatihan, untuk membentuk Wirausaha Baru (WUB) dari kalangan milenial.
Salah satu Ponpes yang menjadi sasaran yakni, Ponpes Al Hasyimiyah, di Kota Cilegon. Puluhan santri mengukuti pelatihan pembuatan tote bag, dari kain Perca tenun baduy berbahan dasar material limbah perca sisa produksi dari industri fashion.
“Program kegiatan Pengembangan industri kreatif dan fasion ini meliputi Workshop Clara Tottebag di Studio Wastu Kriya Kota Cilegon dan dan Pelatihan Pembuatan Bros di Gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Banten,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten, Babar Suharso, akhir pekan lalu.
Menurut Babar, pihaknya sengaja menyasar pada santri sebagai upaya menciptakan bibit pelaku ekonomi kreatif dan menciptakan entrepreneur mandiri di masa kini.
“Terlebih pada anak-anak muda milenial itu kan biasanya mempunyai ide yang sesuai dengan zamannya. Jadi produk-produk mereka bisa lebih mudah diterima oleh pasar,” ujarnya.
Babar menambahkan, selain itu pihaknya bersama Kelompok Usaha Belajar (KUBE) Studio Westu Kriya tengah menyiapkan Kampung Perca di Banten untuk mengelola limbah sisa produksi fasion agar dapat diolah menjadi karya-karya bernilai ekonomis tinggi.
“Bersama KUBE Studio Wastu Kriya kita siapkan cikal bakal Kampung perca di Banten yang nantinya mengolah limbah sisa produksi fashion untuk menjadi karya yang bernilai ekonomis tinggi,” tambahnya.
Dikatakan Babar, karya industri kreatif yang diminati wirausaha kalangan milenial yaitu desain bergaya modern yang berpadu dengan tradisional dengan menonjolkan identitas Banten menjadi karya yang diminati baik lokal, nasional maupun mancanegara.
Ditambahkannya, pihaknya akan terus menggiatkan pemasarannya melalui pelatihan-pelatihan strategi marketing, promosi melalui etalase virtual yang menampilkan tiga dimensi produknya, menggelar pameran di tingkat nasional maupun internasional.
Hal tersebut efektif dilakukan, sehingga para pelaku wirausaha membutuhkan langkah-langkah dan dukungan dari berbagai pihak. “Yang diminati generasi muda ini perpaduan warisan kerajinan yang memang khas Banten disentuh dengan industri kreatif berbahan baku dari kearifan lokal, kita lakukan pembekalan strategi marketingnya, etalase virtual aktif di pameran tingkat nasional dan internasional serta membutuhkan langkah-langkah dan dukungan dari berbagai pihak seperti pemerintah daerah, BUMN, BUMD, badan usaha perbankan dan lembaga-lembaga lainnya,” terangnya.
Hal senada juga dikatakan Anggota Dekranasda Provinsi Banten, Nike Akhsaniyati Kholisoh sekaligus Owner Nikol Galery Cilegon, para peserta membuat tote bag cantik ini berbahan material limbah perca dipandu oleh para pengrajin dari Saung Rajut Banten dengan peserta dari kalangan santri, ibu rumah tangga, dan para pekerja kreatif dari Kota Cilegon.
“Material yg dipakai pada pelatihan ini umumnya berasal dr bahan limbah perca sisa produksi industri fashion Nikhol Gallery dengan teknik merajut secara manual yang di pandu oleh para pengrajin dari Saung Rajut Banten,” pungkasnya. (mg2)
Diskusi tentang ini post