SATELITNEWS.ID, SERANG–Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Serang, memprediksi pendapatan dari hasil penerimaan pajak daerah tahun ini akan berkurang sekitar Rp 61 Miliar. Hal itu dikarenakan, sejumlah objek pajak terganggu dengan mewabahnya Covid-19.
Kepala Bidang (Kabid) Perencanaan dan Pengendalian Bapenda Kabupaten Serang, Ikhwanusofa mengatakan, adanya bencana wabah Covid-19, pihaknya sedang menganalisa kaitan dengan penerimaan pajak daerah. Bahkan beberapa objek pajak, sedang mengajukan pembebasan pajak.
“Sementara kita sedang mengkaji juga, karena pendapatan pajak ini jadi sektor potensial untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). Oleh karena itu, kita coba menghitung kemungkinan estimasinya,” kata Ikhwanusofa, Rabu (8/4).
Sebelumnya tambah Ikhwanusofa, pihaknya sudah menyampaikan ke Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, terkait beberapa asumsi ketika sektor pajak yang terdampak langsung seperti hiburan, hotel, restoran dan lainnya, diasumsikan sampai 0 persen penerimaannya, selama lima bulan (Maret-Juli). Dari hasil perhitungan sesuai data pembanding penerimaan tahun 2019, efeknya sangat luar biasa, yakni diangka Rp 61 Miliar.
“Berkurangnya dari semua sektor pajak, kalau selama lima bulan tidak ada penerimaan. Target pajak daerah (tahun 2020,red) Rp 427 Miliar dikurangi Rp 61 Miliar, sekitar Rp 386 Miliar capaian, kalau itu asumsi sampai Juli. Kalau misal lebih dari Juli, akan lebih kecil lagi capaiannya,” tambahnya.
Menurutnya, yang dipastikan akan turun drastis penerimaan pajaknya adalah, dari pajak hiburan. Sebab untuk hiburan, ada Surat Edaran (SE) Bupati, bahwa tempat hiburan tidak ada negosiasi harus tutup. Dengan demikian, penerimaan pajak hiburan akan nol. Karena tidak ada penghasilan, mulai dari karaoke, bilyard dan lainnya.
“Untuk pajak hiburan, di tahun ini target Rp 1,5 Miliar, pajak restoran Rp 12 Miliar, pajak hotel Rp 18,83 Miliar. Kalau sampai per Maret, hiburan sudah baik mencapai 20 persen penerimanya. Cuma kan penerimaan sebelum penutupan ada Covid-19. Kalau hotel masih terdampak, penerimaannya per 31 Maret baru 14 persen dari target 24 persen. Jadi Kekurangan, masih 10 persen dari target hotel. Kalau restoran besar, karena beberapa sumbernya tidak terdampak langsung di Anyar dan Cinangka,” tuturnya.
Ditambahkannya, kemungkinan akan kehilangan Rp 61 Miliar itu, sudah coba dibahas bersama Bapeda dan BPKAD. Jalan satu-satunya untuk masalah ini, adalah efisiensi anggaran. “Karena mau tidak mau, ketika Rp 61 Miliar ini memang los. Maka belanja harus dikontrol, supaya defisit enggak meledak. Makanya ini sama-sama kita siasati, kita juga masih belum ada jalan keluar yang diambil, karena masih dalam pembahasan internal,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post